Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh mengungkap keterlibatan agen-agen intelejen Israel dalam kegiatan terorisme di negaranya. Menurutnya, kelompok teroris yang melibatkan agen-agen intelejen Israel itu menggunakan slogan-slogan Islam dalam melakukan kegiataanya, untuk menutupi jati diri mereka yang sebenarnya.
"Sel-sel teroris yang berhasil kami tangkap lima hari yang lalu, akan segera kami proses secara hukum. Sel-sel teroris itu punya hubungan dengan agen-agen intelejen Israel," kata Presiden Abdullah Saleh dalam pertemuan dengan para politisi, pejabat bidang keamanan dan militer dan para tokoh masyarakat Yaman di Universitas al-Mukalla, seperti dikutip kantor berita Saba.
Presiden Yaman tidak menyebutkan berapa orang anggota sel terorisme yang ditangkap kemarin dan tidak menyebutkan apakah mereka ada kaitannya dengan anggota Jihad Islam yang juga ditangkap oleh aparat keamanan Yaman bulan September kemarin.
"Detil dari hasil penyelidikan akan diumumkan nanti. Anda akan mendengar sendiri apa yang terjadi dalam proses hukum yang akan berjalan," kata Presiden Abdullah Saleh dalam pertemuan tersebut.
Seorang pejabat keamanan Yaman mengatakan, otoritas keamanan Yaman menemukan bukti-bukti bahwa anggota Jihad Islam yang mereka tangkap melakukan kontak dengan agen-agen intelejen Israel.
Negara Yaman, adalah salah satu negara Arab yang bergabung dengan AS dalam kampanye perang melawan teror. Sejak serangan 11 September 2001 di AS, Yaman ikut menggelar berbagai operasi perburuan teroris terutama terhadap anggota al-Qaidah yang berada di negara tersebut. Padahal Yaman adalah negara asal Usamah bin Ladin, pimpinan al-Qaidah.
Kepentingan-kepentingan AS di Yaman, sudah beberapa kali menjadi target serangan kelompok-kelompok yang mengklaim dirinya sebagai kelompok al-Qaidah. Bulan September kemarin, kedutaan besar AS di Sanaa diserang bom bunuh diri menyebabkan 18 orang tewas . Serangan itu merupakan serangan kedua kalinya ke kedutaan besar AS di ibukota Yaman. (ln/arb)