Yaman : 100 Orang Tewas Akibat Perang Pemerintah-Syiah

Pasukan pemerintah Yaman dilaporkan telah menewaskan 100 orang lebih tewas, yang dituduh pemberontak Syiah. Pertempuran yang berlangsung sengit itu telah berlangsung berhari-hari, dan mengakibatkan banyaknya korban tewas, dan hancurnya bangunan dan infrasruktur di wilayah utara Yaman.

Kelompok Syiah di Yaman sudah lama merasa tidak puas dengan pemerintah pusat di Sanaa, dan kemudian mereka melakukan pembrontakan dengan menggunakan kekuatan militer. Sementara pertempuran terus berlangsung dengan sangat dahsyat. Karena pemerintah Yaman yang melaukan ovensif militer ke basis-basis pemberontak, menggunakan pesawat tempur, artileri dan tank. Pertempuran yang berlangsung berhari-hari ini, menimbulkan kerugian yang sangat besar, khususnya bagi para pemberontak kelompok Syiah.

“Lebih 100 orang pemberontak Houti yang tewas di sepanjang jalan Haraf Sufyan”, ujar pejabat peemerintah kepada pers di Sanaa. Nampaknya, menurut pejabat militer Yaman, para pemberontak Houti berusaha keluar dari kota Sufyan,yang sudah dihujani dengan pemboman udara, artileria dan tembakan tank. Namun, usaha-usaha mereka keluar dari konflik, yang sedang berkecamuk itu, mengakibatkan banyak jumlah korban di fihak Houti. Salian, para pemberontak yang berusaha melarikan diri itu, diantara berhasil ditawan.

Selain itu, pemerintah Yaman mengklaim berhasil menewaskan dua pemimpin pemberontak Houti, yaitu Mohsen Hadi al-Qaoud dan Saleh Jarman. Keduanya terbunuh di Haraf Sufyan, di wilayah propinsi Amran. Dengan tewasnya dua tokoh pemberontak ini, nampaknya akan mempengaruhi perjuangan dan gerakan serta pemberontakan yang dilakukan kelompok Syiah di wilayah utara. Dan, intensitas pertempuran juga mulai berkurang bersamaan dengan pernyataan pemerintah, yang sejak Jum’at kemarin mengumumkan gencatan senjata, karena masuknya bulan suci Ramadhan.

Kelompok pemberontak Syiah dipimpin seorang tokoh yang sangat karismatis, yaitu Abdul Malik al-Houti, yang mempunyai pengaruh yang luas di wilayah utara. Usaha-usaha mediasi untuk mengakhiri pemberontakan ini telah melibatkan berbagai negara termasuk pemerintah Iran. (m/wb)