Yahudi Yaman :Ingin Selamat Pulang ke Israel

Takut dibunuh dan berbagai ancaman, komunitas Yahudi di Yaman, memilih meninggalkan negeri itu, menuju Israel. Sejak peristiwa agresi Israel ke Gaza, komunitas Yahudi yang ada di Yaman merasa sangat tidak aman. Dengan payung Federasi Yahudi Amerika Utara (NAJF), mereka meninggalkan negerinya Ali Abdullah Saleh.

Ini merupakan evakuasi yang terbesar terhadap komunitas Yahudi, sesudah evakuasi Yahudi Ethiopia (Falasa) di tahun 1980 an. Evakuasi komunitas Yahudi Yaman ini melibatkan Departemen Luar Negeri AS yang bersama dengan UJC (The United Jewish Communities), dan Lembaga Bantuan Yahudi ( The Hebrew Immigrant Aid Society), berhasil mengumpulkan biaya sebesar 800.000 dolar, untuk membantu evakuasi 110 Yahudi Yaman ke Israel. Evakuasi itu merupakan tahap awal, yang rencananya akan dilanjutkan untuk mengevakuasi seluruh komunitas Yahudi di Yaman, yang jumlahnya mencapai 28o orang.

“Dana ini akan digunakan untuk membangun rumah, makanan, dan kebutuhan social lainnya”, ungkap pejabat dari UJC. Lebih lanjut dalam pernyataannya pejabat UJC itu menyatakan : “Orang-orang Yahudi tidak berimigrasi ke AS. Tempat tinggal mereka adalah Israel. Israel adalah tanah air mereka dan tanah kelahiran mereka, sebagaimana Yahudi dari seluruh dunia, yang kembali ke Israel”, tambah pejabat UJC. Pemindahan ini tak lain juga poliltik rejim Zionis-Israel, yang terus ingin meningkatkan  populasi orang-orang Yahudi di Israel, yang tujuannya untuk mendorong orang-orang Palestina keluar dari tanah air mereka. Ini adalah politik penjajahan, yang terus menggalakkan kembalinya orang-orang Yahudi di luar negeri kembali ke Israel.

Yahudi Yaman mayoritas sekarang mereka hidup di Israel. Perpindahan Yahudi Yaman ini, pertama kalinya sejak abad ke 19 M. Sebutan Satmars (Yahudi Yaman) ini, terus berusaha meninggalkan Yaman, dan sejak lama mereka sudah menginginkan kembali ke Israel. Bulan Januari lalu, Rabbi Aharon Teitelbaum, yang memimpin Yahudi Satmar Hasidin, di Kiryas Yoel (New York), menyerukan kepada kaum Yahudi di AS dan pemerintahan Presiden Obama untuk menyelamatkan ‘save’ Yahudi di Yaman, yang menghadapi ancaman baik kata-kata atau pisik. Sebenarnya, kebencian terhadap komunitas Yahudi di manapun itu, tak terlepas dari perbuatan dan tindakan mereka sendiri. Mereka sangat rasis dan selalu menciptkan kekacauan.

Alasan yang klasik selalu yang menjadi kambing hitam adalah kalangan Islamis, yang dituduh ekstrim dan melakukan kekerasan. Tapi, bagaimana dengan Israel yang sudha menjajah rakyat Palestina dan Arab, dan merampas tanah air mereka, serta sudah membunuhi beribu-ribu orang Palestina itu? Adakah mereka kelompok yang beradab?

Desember lalu, seorang Rabbi Moshe Yaish Nahara’I, yang berumur 30 tahun, yang memimpin komunitas Yahudi di Rayda, ditembak mati di dekat rumahnya. Inilah isu yang dibesar-besarkan Israel dan UJC, tapi tidak melihat , penderitaan rakyat Palestina yang sudah dijajah dan diperbudak oleh penjajah Israel. (m/jp)