Bagi Israel, perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi merupakan "ancaman nasional yang strategis". Israel sangat mengkhawatirkan musnahnya orang-orang yang berdarah Yahudi murni. Untuk itu rezim Israel sedang gencar-gencarnya memasang iklan di telivisi dan internet, berisi himbauan agar orang-orang Israel memberitahukan kerabat dan teman-teman mereka di luar negeri agar tidak menikah dengan non-Yahudi.
Rezim Zionis tak segan-segan mengeluarkan kocek sebesar 800.000 dollar untuk membuat iklan yang didisain khusus guna menghentikan asilimasi orang-orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia lewat pernikahan campuran. Rezim Zionis menginginkan semua Yahudi diaspora untuk kembali ke Israel.
Israel membuat iklan itu sebagai respon atas sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa setengah dari jumlah Yahudi yang berada di luar Israel menikah dengan non-Yahudi. Laporan ini nampaknya membuat Israel dan sejumlah lembaga swasta Yahudi khawatir akan musnahnya orang-orang Yahudi murni dan mereka melakukan berbagai cara untuk meningkatkan jumlah populasi Yahudi.
Israel membayar para presenter berita terkenal untuk membawakan iklan-iklan tersebut. Dalam satu iklan disebutkan, asimilasi adalah "ancaman nasional yang strategis", "Lebih dari 50 persen anak muda Yahudi diaspora melakukan perkawinan campuran dan bagi kita, jumlah itu sangat banyak."
Aktivis Gush Shalom- kelompok perdamaian di Israel-Adam Keller mengatakan, Israel butuh banyak orang Yahudi sebagai bentuk "perang demografis" terhadap bangsa Palestina. Oleh sebab itu mereka sangat takut jika orang-orang Yahudi murni musnah karena perkawinan campuran.
Hasil survei yang dilakukan Jewish People Policy Planning Institute selama beberapa tahun belakangan ini, menunjukkan bahwa Israel adalah satu-satunya "negara" yang pertambahan populasinya paling lambat, bahkan stagnan. Penurunan itu disebabkan karena rendahnya tingkat kelahiran dan perkawinan campuran antara Yahudi dan non-Yahudi.
Menurut laporan lembaga itu, setengah dari jumlah Yahudi di AS dan Eropa melakukan asimilasi. Sementara di bekas negara Soviet, jumlah Yahudi yang melakukan perkawinan campuran mencapai 80 persen. Jumlah Yahudi di Israel sendiri sekitar 5,6 juta orang dan banyak dari mereka yang juga melakukan asimilasi dengan warga Arab. Di Israel, perkawinan campuran antara Yahudi-Arab tidak diakui, kecuali jika perkawinan itu dilakukan di luar negeri.
Target iklan yang dibuat pemerintah Israel adalah orang-orang Yahudi di Kanada dan AS. Di kedua negara ini, jumlah Yahudinya paling besar di dunia yaitu sekitar 5,7 juta jiwa. Kebanyakan Yahudi di Kanada dan AS adalah Yahudi liberal, bukan Yahudi ortodoks yang melarang orang Yahudi menikah dengan non-Yahudi.
Menurut tim iklan anti-asimilasi Yahudi, sejak iklan itu ditayangkan di televisi pekan kemarin, lebih dari 200 orang Israel yang menghubungi nomor hotline dan melaporkan nama-nama orang Yahudi yang tinggal di luar negeri beserta informasi alamat email dan akun facebook dan twitternya. (ln/mol)