Eramuslim – Konferensi Presiden Organisasi-Organisasi Zionis-Yahudi Amerika pada Selasa (14/7) mengutuk pernyataan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan bahwa perubahan status Hagia Sophia menjadi masjid adalah upaya awal untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa. Kelompok yang membawahi 53 Organisasi Yahudi itu mengecam pernyataan Erdogan yang menyiratkan bahwa dia akan mengambil kendali atas situs-situs suci di Yerusalem.
“Kami terkejut dengan pernyataan yang menghasut dan ofensif yang dibuat oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ini menyiratkan bahwa dia berusaha untuk mengambil kendali atas situs-situs suci di Kota Tua Yerusalem, yang merupakan rumah bagi Masjid al-Aqsa,” ujar kelompok tersebut, dilansir Times of Israel, Kamis (16/7).
Erdogan secara resmi mengumumkan bahwa status Hagia Sophia telah berubah dari museum menjadi masjid. Menurut harian pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, Presiden Erdogan mengatakan bahwa kebangkitan Hagia Sophia adalah pertanda pembebasan Masjid Al-Aqsa dan pembebasan umat Islam dari penderitaan.
“Retorika tentang Masjid al-Aqsa ini dapat memicu kekerasan terhadap Israel dan warganya, dan akan menambah ketegangan di wilayah tersebut. Kami mengutuknya dengan keras dan mendesak Presiden Erdogan untuk menarik kembali kata-kata dan tindakannya,” ujar pernyataan kelompok Organisasi Yahudi.
Pengadilan tinggi Turki membatalkan dekrit Kabinet 1934, yang mengubah Hagia Sophia di Istanbul menjadi museum. Langkah ini membuka jalan bagi Hagia Sophia agar digunakan kembali sebagai masjid setelah 85 tahun. Dalam beberapa jam, Erdogan menandatangani dekrit yang menyerahkan Hagia Sophia kepada Departemen Urusan Agama Turki.
Hagia Sophia digunakan sebagai gereja selama berabad-abad di bawah pemerintahan Kekaisaran Bizantium. Kemudian bangunan itu berubah menjadi masjid setelah penaklukannya atas Istanbul pada tahun 1453. Pada 1935, Hagia Sophia diubah menjadi museum. (rol)