Wirathu Tuduh Islam Ekstrimis Dibalik Serangan Bom pada Acara Dhamma

wirathuBiksu Ekstrimis  U Wirathu telah menuduh bahwa teroris Islam berada di belakang ledakan bom yang terjadi selama ia khotbah di acara Dhamma , setidaknya lima umat Buddha terluka ringan pada hari Minggu malam.

“Saya pikir pelakunya mungkin ekstremis Islam ,” katanya kepada kantor berita Irrawaddy,.

“Karena rencana mereka untuk melawan saya melalui majalah Time telah gagal, maka mereka sekarang menargetkan saya di acara Dhamma dengan alat peledak,” kata U Wirathu, mengacu pada artikel Time dalam edisi Juli yang menjulukinya “Wajah Teror Buddha.”

Tak lama setelah khotbah dimulai pada hari Minggu, sebuah ledakan mengejutkan ,  sekitar dua-pertiga jemaat keluar dari lokasi. Tetapi anehnya Khotbah tetap saja dilanjutkan dengan pihak polisi setempat menjaga lokasi setelah ledakan itu.

“Saya merasa tidak takut karena saya bukan orang yang spesial. Saya akan terus dengan apa yang harus saya lakukan , dan saya harus mengutuk tindakan ini, karena hal ini mempengaruhi umat dan perdamaian, “tambahnya.

Soe Nyein, pengawas  polisi divisi Mandalay, mengatakan tuduhan U Wirathu adalah prematur.

“Ini terlalu dini untuk mengatakan bahwa pelakunya adalah teroris Islam,” katanya kepada kantor berita Irrawaddy.

“Ledakan terjadi sekitar 20 menit setelah U Wirathu mulai khotbah. Ada  sesuatu jatuh dari atas dengan percikan dan kemudian saya mendengar suara gemuruh dan melihat ada sebuah mobil ditabrak dan ada ban yang terbakar. Banyak orang mencoba memadamkan api dengan melemparkan pasir [pada api]. Lima orang terkena pecahan peluru di kaki dan tangan sementara banyak orang lain kembali ke rumah mereka karena ketakutan, “kata Ye Htun,  saksi mata yang menghadiri khotbah.

“Itu sebuah bom rakitan ringan yang mencakup potongan-potongan besi, paku dan kawat, dirancang untuk melukai banyak orang. Untungnya, bom itu tidak mendarat di antara kerumunan . Lima perempuan dan seorang biarawan muda yang terkena terjangan potongan-potongan besi tetapi hanya terluka ringan, “kata seorang petugas dari kantor polisi divisi Mandalay. (Irrawaddy/Dz)