Negara Islam saat ini telah mengendalikan sepertiga dari Irak dan sepertiga dari Suriah, bila digabungkan wilayahnya menjadi seluas wilayah Inggris, termasuk Irlandia dan Skotlandia, ujar Joshua Landis, seorang ahli Suriah dan direktur dari University of Oklahoma Center for Middle East Studi, mengatakan pada hari Jumat.
“Negara yang IS bangun adalah sebesar negara Britania Raya ; di wilayah itu memiliki sekitar delapan atau sembilan juta orang di dalamnya, “katanya.
Berbicara kepada Talal al-Haj, mengenai peran Koalisi Nasional Suriah dalam memerangi ISIS, Landis mengatakan: “Koalisi itubelum mampu mengontrol setiap milisi, dan itu merupakan salah satu masalah mengapa Amerika Serikat telah berhenti mengirim uang melalui koalisi. ”
Landis mengatakan bahwa badan intelijen AS , C.I.A. memilih mengirimkan senjata dan berhadapan langsung dengan para milisi pemberontak yang melawan Rezim Bashar al-Assad di Suriah sejak mantan pimpinan Tentara Pembebasan Suriah, Salim Idris, dilengserkan pada tahun lalu.
“Semua senjata yang berasal dari Amerika dan produk lainnya semua direbut dari FSA oleh Front perjuangan Islam, dan Amerika Serikat akhirnya merasa kecolongan … dan mulai hanya bekerja secara langsung dengan berbagai milisi pemberontak (yang dianggap moderat oleh AS),” jelasnya.
“Saya tidak berpikir bahwa Washington memiliki rencana yang jelas,” kata Landes, ia menambahkan juga bahwa banyak pemimpin militer Amerika menyatakan bahwa koalisi internasional “tidak bisa menghancurkan ISIS dengan membom mereka.” (Arby/Dz)