Eramuslim.com – Konversi Hagia Sophia dari semula museum menjadi masjid era kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyib memiliki arti sendiri bagi keluarga besar keturunan Kesultanan Turki Utsmaniyah (Ottoman).
Wakil editor dari 5Pillars, Dilly Hussain, melakukan wawancara eksklusif dengan cicit khalifah Kesultanan Ottoman Abdulhamid II, Sehzade Abdulhamid Kayihan Osmanoglu. Wawancara tersebut membahas restorasi Masjid Hagia Sophia, dan signifikansinya dalam kebangkitan Islam di wilayah tersebut.
Berikut hasil tanya jawab antara Hussain dan Sehzade Osmanoglu, dilansir dari laman 5pillarsuk, Rabu (29/7):
DH: Apa arti pemulihan Hagia Sophia ke masjid bagi Anda, baik secara politik maupun agama?
Sehzade Osmanoglu: Konversi Hagia Sophia adalah proklamasi Turki untuk mendapatkan kembali kemerdekaan nasionalnya dan mendapatkan kebebasan dari bimbingan. Hagia Sophia sangat penting bagi umat Islam. Nilai Hagia Sophia semakin penting dengan tindakan dan perkataan kakek buyut saya, Fatih Sultan Mehmet.
Dia memainkan peran penting dalam membawa Hagia Sophia hingga saat ini. Jika dia tidak mengubahnya menjadi masjid dan Sultan Suleyman dan Selim II tidak menambahkan menara untuk mendukung bangunan, Hagia Sophia tidak akan berada di sini hari ini. Hagia Sophia telah melihat banyak peradaban dan telah menjadi sangat penting bagi mereka masing-masing.
Di setiap sudut Hagia Sophia, ada tanda dari Ottoman. Di tamannya terdapat lima sultan Ottoman, Sultan Selim II, Sultan Murad III, Sultan Mehmed III, Sultan Mustafa I dan Sultan Ibrahim.