Harian Washington Post, terbitan AS edisi Rabu (20/9) memuat analisa menarik tentang organisasi Al-Ikhwan Al-Muslimun di Mesir. WP menulis, pemilu apapun di Mesir akan dimenangkan oleh Al-Ikhwan Al-Muslimun, bila dilakukan secara bebas dan bersih.
Terkait laporan WP tentang Konfrensi Tahunan IV Partai Nasional Demokratik yang merupakan partai pemerintah Mesir, disebutkan bahwa pemerintah Mesir setengah hati melakukan berbagai langkah perbaikan politik dalam negeri. Sejumlah pemantau juga menegaskan keyakinannya bahwa sikap setengah hati itu terkait dengan keyakinan pemerintah sendiri bahwa hasil pemulihan politik, jika dilakukan, akan menguatkan dukungan terhadap Al-Ikhwan Al-Muslimun dalam setiap pemilu yang digelar di Mesir.
WP menambahkan, “Al-Ikhwan Al-Muslimun adalah kekuatan politik oposisi terbesar di Mesir dan pesaing pertama bagi partai pemerintah. Selama ini pemerintah mengabaikan tuntutan kelompok oposisi untuk mengubah undang-undang yang memberi kebebasan membentuk partai politik tanpa pantauan pemerintah sehingga menghalangi Al-Ikhwan membuat partai politik. Dalam kondisi seperti itupun, perwakilan Al-Ikhwan telah menguasai sekitar 20% dari kursi parlemen Mesir. Perolehan suara itu didapat setelah melalui pemilu berdarah di mana para calon parlemen asal Al-Ikhwan mendapat tekanan hebat selama masa pemilu.
Masih menurut laporan WP, mengutip sejumlah tokoh politik Mesir, baik dari kalangan pro pemerintah maupun oposisi, konferensi tahunan Partai Nasional Demokratik yang merupakan partai pemerintah Mesir itu tidak akan menghasilkan sesuatu untuk memperbaiki sistem politik Mesir. Bahkan menurut sejumlah kelompok oposisi, konferensi itu justru digelar untuk memperkuat dukungan terhadap Sekjen Partai Jamal Mubarak sebagai calon presiden mendatang menggantikan ayahnya, Husni Mubarak. (na-str/ikhol)