Alih-alih memperjuangkan umat Islam harus bisa melaksanakan ajaran agamanya, seorang tokoh muslim Inggris justru meminta umat Islam Inggris berbaur dan bercampur dengan budaya Inggris yang bertentangan dengan aqidah Islam.
Muslim dan etnis minoritas lainnya yang berada di Inggris harus mengkondisikan diri mereka dengan gaya hidup orang Kristen dan termasuk merayakan Natal yang menjadi libur tradisional, seorang menteri kabinet Inggris mengatakan.
Baroness Warsi, menteri Muslim pertama di Kabinet Inggris, mengatakan kepada The Mail pada hari Minggu lalu bahwa hal itu adalah persetujuan terhadap sikap ‘politically correct’.
Menteri Iman dan Masyarakat tersebut mengatakan bahwa imigran dan keluarga mereka perlu lebih terintegrasi dengan gaya hidup Inggris dan wajib berinteraksi dalam bahasa Inggris.
Selain itu, Warsi menambahkan pentingnya imigran untuk merayakan Natal dengan mengikuti tradisi kristen Inggris seperti mengirimkan kartu Natal.
Dia juga mengatakan bahwa lembaga-lembaga publik, termasuk rumah sakit, harus berhenti menggunakan dokumen multibahasa untuk membantu etnis minoritas mengintegrasikan diri dalam masyarakat Inggris. Dia juga menyerukan bagi sekolah untuk berhenti mempekerjakan asisten kelas yang tidak bisa berbahasa Inggris.
“Hidup di tengah suasana yang penuh dengan kegiatan tradisional Inggris seperti festival panen, maypoles, drama Nativity, lagu-lagu Natal dan Doa kepada Tuhan, membuat saya jauh lebih yakin tentang identitas saya sendiri,” kata Warsi.(fq/afp)