Warga Yahudi Unjuk Rasa di Kediaman PM ‘Israel’, Tuntut Pertukaran Sandera

eramuslim.com – Massa pemukim Yahudi berkumpul di Tel Aviv dan di luar rumah Gembong teroris Benyamin Netanyahu di Caesarea pada hari Sabtu untuk menuntut gencatan senjata dalam perang di Gaza.

Di antara para demonstran terdapat keluarga dari lebih dari 200 orang ‘Israel’ yang disandera di Jalur Gaza.

“Semua untuk semua,” para demonstran meneriakkan yel-yel di luar Kirya, markas besar militer di Tel Aviv, sambil memegang plakat bergambar sanderan yang ditawan oleh gerakan perjuangan Islam, Hamas, dalam serangan ke ‘Israel’ pada tanggal 7 Oktober lalu.

“Kami muak dengan slogan-slogan itu. Orang-orang yang kami cintai kehabisan waktu,” teriak yang lain, lansir The National News pada Ahad (29/10/2023).

Beberapa pengunjuk rasa ‘Israel’ memegang spanduk yang menyerukan agar Netanyahu mengundurkan diri. Yang lainnya menyalakan lilin yang bertuliskan kata “bersalah” dan “malu”.


Demonstrasi serupa juga terjadi di luar rumah Menteri Ekonomi ‘Israel’ Nir Barkat di Yerusalem.

Hamas menuntut pembebasan semua tahanan Palestina di ‘Israel’ sebagai imbalan atas pembebasan sandera Israel dan asing yang ditahan di Gaza. Empat orang telah dibebaskan oleh Hamas sejauh ini.

Militer ‘Israel’ telah menolak tawaran tersebut, menyebutnya sebagai “teror psikologis” dan mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk membebaskan para sandera melalui sejumlah jalur.


Kerabat para sandera telah meminta pemerintah Israel untuk menyetujui kesepakatan tersebut karena Israel mengintensifkan pembomannya di Gaza, di mana lebih dari 8.000 orang, terutama anak-anak, telah terbunuh dalam tiga minggu terakhir.

“Kami tidak menunggu lebih lama lagi,” kata Malki Shem Tov, yang putranya, Omer, 21 tahun, ditawan di Gaza, kepada Associated Press.

“Kami ingin mereka semua kembali bersama kami hari ini. Kami ingin Anda, Kabinet, pemerintah, membayangkan bahwa mereka adalah anak-anak Anda.”

Para aktivis ‘Israel’ juga menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza yang terkepung, yang terputus dari kontak dengan dunia luar pada hari Jumat. (sumber: Hidayatullah)

Beri Komentar