Ratusan warga Somalia berunjuk rasa di kota Mogadishu, memprotes kelompok Islamis Al-Shabab. Para pengunjuk rasa membakar bendera Al-Shabab yang dianggap menjadi biang keladi atas aksi-aksi teror serangan bom termasuk serangan bom bunuh diri yang terjadi pekan kemarin, yang menewaskan 22 orang, tiga diantaranya menteri kabinet pemerintah Somalia.
Selain membakar bendera Al-Shabab, mereka melakukan long-march sambil meneriakan kecaman terhadap kelompok Islamis yang mulai menguasai sebagian besar wilayah Somalia itu. "Tolak Al-Shabab", "Kami tidak butuh kekerasan", demikian teriakan para pengunjuk rasa. Aksi long march berhenti di depan Universitas Benadir tempat terjadi insiden bom bunuh diri yang menewaskan banyak mahasiswa universitas yang sedang diwisuda.
Para pengamat di Mogadishu menyatakan, aksi protes warga Mogadishu terhadap kelompok Islamis Al-Shabab merupakan aksi yang tak terduga dan baru kali ini warga memprotes Al-Shabab yang dituding berada di belakang aksi-aksi kekerasan di Somalia.
"Kami tidak bisa mentoleransi pembunuhan yang membabi buta, mulai sekarang semua orang harus bilang ‘tidak’ pada kekerasan," kata Muhubo Adan Kheyre, salah seorang peserta aksi unjuk rasa.
"Serangan bom bunuh diri kemarin merupakan ‘pesan yang jelas bagi seluruh penduduk negeri ini’ bahwa kekerasan tidak pandang bulu, oleh sebab itu kita harus mulai melawan pelaku kekerasan," tambah peserta aksi protes bernama Yusuf Sahal.
Sebagian besar yang ikut aksi unjuk ras di Mogadishu adalah keluarga korban serangan bom bunuh diri yang terjadi saat acara wisuda di Universitas Benadir pekan kemarin. Al-Shabab sudah membantah terlibat dalam insiden berdarah tersebut. (ln/bbc)