Warga minoritas Muslim di Maryland, AS menolak peraturan yang menyebutkan bahwa pemakaman harus dilakukan dengan cara Kristen. Mereka menegaskan, memakamkam jenazah sesuai dengan aturan agama mereka, agama Islam, adalah hak penuh warga Muslim yang tidak bisa dipindahtangankan
Pernyataan tersebut diungkapkan Faruq Marfani, direktur pemakaman bagi komunitas Muslim di Baltimore-salah satu kota terbesar di Maryland-menyusul keputusan komite dari Maryland House of Delegates yang menyetujui diterbitkannya peraturan yang menjamin hak warga Muslim untuk melakukan ritual pemakaman sesuai ajaran agama Islam.
"Bagi kami, seseorang yang meninggal pagi ini, jenazahnya harus sudah dimakamkan paling lambat keesokan harinya. Sedangan bagi umat Kristiani, seseorang yang meninggal hari ini, pemakamannya boleh dilakukan minggu depan, ujar Marfani seperti dilansir The Washington Post edisi Senin (5/3).
Peraturan tentang pemakaman bagi warga Muslim yang disetujui pada hari Jumat, pekan kemarin, baru di tingkat komite dewan perwakilan Maryland dan dan masih harus mendapat persetujuan dari Dewan Umum Maryland.
Jika anggota legislatif di tingkat negara bagian menyetujui draft aturan tersebut, institusi keagamaan akan diberi wewenang mengurus jenazah, tanpa harus memiliki surat izin perusahaan pengurusan jenazah.
Peraturan pengurusan jenazah bagi warga Muslim itu, diajukan Saqib Ali, satu-satunya anggota dewan perwakilan Maryland yang Muslim, pada bulan Februari kemarin. Salah satu isi aturan itu juga menyebutkan, bahwa institusi Muslim yang bertugas mengurus jenazah tidak diwajibkan membalsem dan merias jenazah.
Dalam aturan yang berlaku saat ini, institusi yang mengurus jenazah, diwajibkan membalsem dan merias mayat, mengacu pada ritual pemakaman dalam Kristen. Warga Muslim Maryland yang jumlahnya diperkirakan mencapai 52 ribu orang, juga diwajibkan membayar ribuan dollar untuk biaya pengurusan mayat dan makam, yang ritualnya tidak terdapat dalam ajaran Islam.
Peraturan mengenai ritual pemakaman bagi warga Muslim ini didukung oleh anggota legislatif keturunan Yahudi, Samuel Rosenberg. "Ketika seseorang merasa hak-hak kehidupan beragamanya sudah dilanggar, mereka harus berdiri dan mengatakan ‘berikan saya ruang, ‘" tutur Samuel.
Sementara itu, anggota komite kesehatan Maryland, Del. Nathaniel T. Oaks mengatakan, "Seluruh komunitas imigran sedang tumbuh. Pelayanan yang diberikan bukan hanya untuk kelompok masyarakat tertentu saja, " tandasnya. (ln/iol)