Warga Muslim Keluhkan Mahalnya Daging Halal di Brazil

Brazil ternyata salah satu negara pengekspor daging unggas dan sapi halal terbesar di dunia. Sekitar 40 persen dari total ekspor daging dari Brazil, adalah ekspor daging halal. Namun sebagian kecil warga Muslim Brazil yang mampu membeli daging potong halal, karena harganya dua kali lebih mahal daripada harga ekspor.

Kebanyakan daging unggas dan sapi halal dari Brazil diekspor ke negara-negara Asia dan Timur Tengah. Hewan potong untuk ekspor dihargai 2, 9 dollar AS per kilo. Sedangkan di dalam negeri daging potong halal dijual dengan harga 4, 2 dollar AS per kilo. Tak heran, jika hanya warga Muslim yang terbilang mampu secara finansial yang bisa membeli daging halal atau sekitar 20 persen dari total warga Muslim di Brazil yang jumlahnya sekitar 27.239 orang, menurut sensus terakhir tahun 2001. Tapi, Islamic Brazilian Federation mempekirakan jumlah warga Muslim di Brazil hampir satu juta orang.

Sebagian besar warga Muslim Brazil mengeluhkan mahalnya harga daging halal, sehingga mereka terpaksa membeli daging biasa yang tidak berlabel halal. "Saya tidak punya pilihan lain. Keluarga saya butuh makan daging yang banyak mengandung protein. Kami tidak mampu membeli daging halal karena harganya 70 persen lebih mahal, " kata Kheyan Hassan, Muslim Palestina yang bekerja sebagai penjaga toko Sao Paulo pada Islamonline.

"Awalnya, hal ini sangat sulit bagi keluarga kami yang taat. Tapi selanjutnya, kami sadar harus bisa menerima kenyataan bahwa tidak mungkin bagi kami untuk mengikuti aturan Tuhan dalam kasus ini, " sambung Hassan.

Muslim Brazil kebanyakan berasal dari Suriah, Palestina dan Libanon. Mereka mulai berdatangan ke Brazil pada abad ke-19 saat Perang Dunia I dan pada era tahun 1970-an. Setelah invasi AS tahun 2003, warga Muslim Irak juga banyak yang hijrah ke Brazil.

Mayoritas Muslim di Brazil menetap di wilayah Parana, Goias, Rio de Janeiro dan Sao Paulo. Masjid-masjid juga bertebaran di sejumlah kota di Brazil. Di Sao Paulo saja terdapat ada 10 masjid.

Menurut Claudio Rodrigues-salah seorang manajer perusahaan ekspotir daging halal-mahalnya harga daging halal di dalam negeri Brazil karena biaya produksi yang cukup tinggi, termasuk gaji bagi pegawai Muslim yang bertugas sebagai pemotong hewan dan sebagai petugas pengepakan. Sementara konsumsi daging halal di Brazil masih sangat rendah.

"Kita tidak bisa membedakan pengepakan, karena ini daging halal ini produk industri. Kadang, kami bisa menjualnya dengan harga lebih murah jika harga daging di dalam negeri memang sedang murah, " kata Rodrigues.

Daging Halal Murah

Lebih lanjut Rodrigues mengatakan, agar mendapatkan harga yang agak murah, ada beberapa keluarga Muslim yang tingga di sekitar pusat kota Brazil datang langsung ke tempat pengepakan. "Mereka membeli daging halal sebelum daging-daging itu dikemas. Tapi cuma sedikit perusahaan yang melayani pembelian seperti ini, " sambung Rodrigues.

Cara lainnya yang dilakukan warga Muslim agar tetap bisa makan daging halal, adalah dengan membeli hewannya langsung pada para peternak. "Setiap bulan, keluarga saya bersama tiga keluarga Muslim lainnya membeli sapi dari peternaknya langsung, " kata Ali Abdul Gaffour, Muslim asal Libanon yang tinggal di kawasan Goiania.

"Salah seorang dari kami kemudian memotong sapi tersebut sesuai dengan syariah Islam. Para isteri kami kemudian mencuci daging yang sudah dipotong-potong, setelah itu dibagi rata untuk kami bawa pulang, " tutur Ali Abdul.

Menurutnya, cara itu sebenarnya tidak membuat harganya lebih murah. Tapi cara patungan lebih terjangkau daripada membeli daging halal di supermarket dengan harga yang sangat tinggi.

Sebagian warga Muslim yang tak mampu membeli daging, memilih menjadi vegetarian, seperti yang dilakukan Nariman Abdullah. Menjadi vegetarian, menurutnya, lebih baik dan sehat daripada harus makan daging yang tidak terjamin kehalalannya.

"Kami menjadi bagian dari komunitas masyarakat vegetarian di negeri ini dan memilih sumber lain sebagai protein, " kata Abdullah.

Imam masjid Rahman di Sao Paulo, Syaikh Samir Omar mengaku menerima banyak pertanyaan dari warga Muslim soal mengkonsumsi daging yang tidak terjamin kehalalannya. Terutama dari keluarga Muslim yang tidak mampu membeli daging halal dan merasa takut akan hukuman Allah.

"Saya tidak bisa memutuskan apapun pada mereka. Saya hanya menjelaskan bahwa terkadang sulit untuk memegang teguh aturan ini di negara Barat, " ungkap Syaikh Omar.

"Beberapa rekan ulama setuju, bahwa dibolehkan mengkonsumsi daging non-halal asalkan mereka berdoa sebelum makan, memohon ampunan Allah. Di al-Quran memang tidak disebutkan hal seperti ini, tapi Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui urusan umatnya, " tukasnya. (ln/iol)