Bank-bank dan institusi berbasis syariah, makin berkembang ke seluruh dunia tak terkecuali ke negeri Kincir Angin Belanda. Perkembangan ini menguntungkan warga Muslim di negeri itu, yang kini bisa menikmati pinjaman tanpa bunga.
Adalah Bilaa-Riba (bebas bunga), sebuah institusi keuangan di Belanda yang untuk pertama kalinya memberikan pinjaman tanpa bunga bagi warga Muslim. Seperti diketahui, sistem bunga (riba) dalam Islam sangat dilarang.
"Sebagai langkah awal, kami akan memberikan pinjaman bebas bunga bagi warga Muslim Belanda, untuk membeli mobil dan furnitur bagi rumah mereka," kata Kepala Bilaa-Riba, Muhammad Dini.
Perusahaan yang sejak tahun 2005 terdaftar dalam Kamar Dagang dan Industri Belanda ini, sudah menerima sekitar 3.000 permohonan pinjaman. Rencananya, bulan Oktober mendatang, Bilaa-Riba akan mulai mencairkan permohonan pinjaman tersebut.
Dini yang berdarah Maroko ini, mengatakan, perusahaannya juga sedang menjajaki untuk memberikan pinjaman pembelian rumah. "Kami sedang mempertimbangkan untuk menjual konsep Murabahah-pembiayaan dan pendanaan- pada otoritas berwenang," katanya.
Menurutnya, saat ini pemerintah Belanda membiayai sekitar 35 persen pinjaman bagi warganya yang ingin menyewa atau memiliki rumah sendiri. "Begitu juga dengan kita, sebagai warga negara Belanda, ingin pemerintah juga memperlakukan kita dengan cara yang sama dan membantu konsep Murahabah," harap Dini.
Menurutnya, sejumlah partai politik di Belanda sudah memberikan dukungan atas proposal yang diajukannya. "Ini adalah hak kami sebagai bagian dari masyarakat Belanda," ujar Dini.
Jumlah warga Muslim di Belanda, mencapai satu juta dari 16 juta total penduduk negeri itu. Dini mengungkapkan, mayoritas warga Muslim tidak punya rumah sendiri karena mereka tidak mau mengambil pinjaman di bank yang menggunakan sistem riba.
Para pemimpin Muslim di Belanda gagal meyakinkan para eksekutif bank konvensional untuk memberikan layanan bank berbasis syariah agar warga Muslim bisa mengambil pinjaman pembelian rumah. Padahal partai-partai politik di Belanda, pada prinsipnya tidak menentang layanan bank berbasis syariah.
Beberapa politisi, bahkan sedang mengupayakan amandemen undang-undang yang terkait dengan masalah-masalah keuangan, yang bisa menampung aspirasi warga Muslim di Belanda.
"Kita harus memunculkan cara-cara yang memungkinkan semua warga negara, termasuk warga Muslim, menikmati pelayanan negara dalam hal kesejahteraan masyarakat," ujar Barte de Liefde, dari kantor walikota Hague.
Industri perbankan berbasis syariah yang sudah dikembangkan sejak tiga dekade lalu, mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dan berhasil menarik minat para bankir serta investor di seluruh dunia.
Sekarang ini, dipekirakan sudah berdiri sekitar 300 bank dan lembaga keuangan Islam di seluruh dunia, dengan asset mencapai 300 milyar dollar dan diramalkan masih akan tumbuh hingga satu triliun dollar pada tahun 2013.
Negara-negara Eropa seperti Inggris dan Jerman, termasuk negara yang selama tiga tahun belakangan ini terus mengembangkan pelayanan dan produk perbankannya yang ditujukan bagi warga Muslim.
Jepang, rencananya juga akan mulai mengenalkan sistem perbankan syariah untuk menarik minat pada investor minyak dari Timur Tengah. (ln/iol)