Warga Irak melakukan protes pada hari minggu kemarin terhadap pasukan AS – setelah tentara AS membunuh seorang pria dan seorang wanita dalam sebuah patroli razia malam hari , yang sebelumnya telah ditentang oleh pihak gubernur propinsi wilayah itu.
Prosesi pemakaman kedua warga Irak tersebut melewati wilayah Kut sambil membawa pakaian yang digunakan oleh kedua orang warga itu sewaktu mereka di tembak oleh tentara AS, para demonstran juga berseru marah dan menuntut warga yang ditangkap sewaktu patroli razia malam pasukan AS tersebut dibebaskan dan mereka berteriak menyebut pasukan AS sebagai Pasukan penjajah kriminal.
"Kami mengutuk kejadian sadis ini. Tentara AS telah menyalah gunakan kesepakatan antara pasukan AS dengan pemerintah Irak," kata Al-Tarfa Latif – Gubernur dari propinsi Wasit. "Akibat terbunuhnya warga yang tidak berdosa kota sekarang menjadi tegang."
Dilain pihak, pernyataan dari militer AS mengatakan bahwa operasi yang mereka lakukan telah ‘disetujui’ oleh pemerintah Irak.
Namun mayor polisi Irak – Aziz Al-Amara, yang bereaksi cepat terhadap kejadian yang terjadi di wilayah Kut mengatakan bahwa semua warga yang tidak bersalah telah menjadi target dalam razia yang dilakukan oleh pasukan AS. Bahkan salah satu yang ditangkap oleh pasukan AS adalah seorang kapten polisi.
"Mereka semua warga miskin. Mereka tidak punya masalah berkaitan dengan politik ataupun keamanan," kata Aziz.
Razia yang dilakukan pasukan AS berlangsung hanya sebulan setelah pasukan AS menarik diri dari kota-kota di Irak.
Wilayah Kut dan sekitar provinsi Wasit adalah wilayah selatan terakhir dari kota Baghdad yang diserahkan sepenuhnya kepada tentara Irak akhir Oktober nanti.(fq/reu)