Warga Budha di barat Myanmar menyerang sebuah bus penumpang dan menewaskan sembilan Muslim, kata polisi pada hari Senin ini (4/6), dan merupakan kekerasan komunal paling mematikan di wilayah tersebut sejak pemerintahan reformis mengambil alih kekuasaan tahun lalu.
Bus itu terkepung dekat kota Taunggoke di negara bagian barat Rakhine Minggu malam kemarin oleh sekelompok warga Budha yang menyalahkan beberapa penumpanga karena dituduh membunuh seorang wanita Budha seminggu yang lalu, kata penduduk lokal dan politisi setempat. Salah satu korban tewas sedang melakukan perjalanan di dalam mobil terpisah.
Rakhine adalah rumah bagi konsentrasi terbesar umat Muslim Myanmar, tapi kehadiran mereka sering dibenci oleh mayoritas Budha di negara itu. Kebencian ini sangat tajam bagi muslim Rohingya, yang akarnya kembali ke era 1820-an ketika mereka dibawa ke negara tersebut sebagai buruh oleh penguasa kolonial Inggris.
Ko Kyaw Lay, seorang Muslim lokal dan aktivis hak asasi manusia dari partai oposisi, mengatakan tidak satupun dari mereka yang tewas adalah warga muslim Rohingya.
Polisi sendiri belum dapat mengkonfirmasikan semua rincian insiden.
“Sebuah penyelidikan sedang berlangsung tetapi saya tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut,” kata seorang pejabat polisi, yang meminta anonimitas.
Myanmar adalah salah satu negara Asia Tenggara yang paling beragam etnis, di mana ketegangan sektarian dan etnis masih bertahan, meskipun iklim politik baru dan reformasi telah terjadi di negara tersebut.
Dalam kasus serangan bus, penduduk Taunggoke Kyaw Min mengatakan umat Buddha marah karena penanganan pihak berwenang terkait serangan terhadap seorang wanita setempat yang diperkosa oleh beberapa pria dan kemudian dibunuh.
Beberapa warga, yang meminta nama mereka tidak diungkapkan, mengatakan umat Islam di bus bukan warga setempat dan dalam kunjungan ke negara bagian Rakhine. Mereka menyatakan korban yang tewas tidak mungkin menjadi pelaku pemerkosaan dan pembunuhan itu.(fq/ap)