Di kota Beit Hanun, warga yang berlindung di dalam rumah, segera keluar begitu tentara Israel meninggalkan kota itu. Mereka menguburkan mayat-mayat yang menjadi korban serangan Israel dan melihat-lihat kerusakan akibat serangan pasukan Zionis selama hampir satu minggu penuh.
Beberapa rumah hancur total dan puluhan rumah lainnya hanya sebagian saja yang rusak. Jaringan listrik dan telepon, jalan-jalan, pipa-pipa air, juga rusak.
Seorang polisi Palestina, Khalil Yazji mengatakan, "Ini merupakan serangan terburuk yang pernah kami saksikan. Tentara-tentara Israel telah menimbulkan kerusakan di setiap sudut jalan dan hampir di setiap rumah. Ini adalah tsunami di Beit Hanun."
Hampir bersamaan dengan mundurnya tentara Zionis Israel dari Beit Hanun, pasukan Zionis di wilayah lainnya di Jalur Gaza melakukan sejumlah serangan yang menewaskan delapan warga Palestina, Selasa (7/11).
Sumber-sumber di Palestina mengungkapkan, dalam serangan di selatan kamp pengungsi Jabaliya, sebelah utara Kota Gaza, tiga warga Palestina termasuk seorang perempuan tewas ketika sebuah mortir menghantam rumah Jamila al-Shanti, seorang politisi Hamas.
Pihak Israel mengatakan, mereka melakukan serangan itu setelah tiga tentaranya diserang dengan granat.
Pada hari Kamis, pekan kemarin, al-Shanti mengkordinir aksi unjuk rasa ratusan kaum perempuan terhadap pengepungan yang dilakukan Israel di sebuah masjid. Aksi unjuk rasa itu berhasil membebaskan sejumlah pria warga Palestina yang terkepung di dalam masjid tersebut.
Sementara sumber-sumber di kalangan medis mengungkapkan, dua anggota Jihad Islam ditembak hingga tewas oleh tentara Israel pada hari Selasa kemarin dua di kawasan pesisir pantai Sudniya.
Warga Palestina lainnya, anggota sayap militer Hamas, juga dilaporkan tewas dalam baku tembak dengan tentara Israel.
Dengan demikian, sejak serangan masif Israel ke Jalur Gaza Rabu pekan lalu, warga Palestina yang tewas mencapi 63 orang. (ln/aljz)