Organisasi Muslim dan warga Arab terbesar di Kanada mengeluhkan sikap pemerintah Kanada yang kerap mengesampingkan mereka dan terlalu mendukung Israel.
Canadian Arab Federation (CAF) dan Canadian-Islamic Congress (CIC) menyayangkan kebijakan pemerintah yang memberikan dukungan buta pada Israel, ditandai dengan kunjungan Menlu Kanada, Peter MacKay ke Israel pekan ini.
Selama kunjungan itu, MacKay menyatakan bahwa Kanada akan bahu membahu dengan Israel untuk melawan "ancaman keamanan" dari Iran dan negara-negara lainnya.
Para pemuka Muslim dan warga Arab di Kanada menuding pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri, Stephen Harper mendukung kekejaman yang selama ini dilakukan Israel terhadap bangsa Palestina.
Dan pemerintah Kanada menjadi pihak yang pertama sekali menghentikan bantuan dan memutus hubungannya dengan Palestina setelah pemerintahan Hamas memegang tampuk pemerintahan pada Maret 2006.
CAF dan CIC juga mengecam sikap pemerintah yang mengesampingkan mereka sebagai warga minoritas. MacKay, menurut kedua organisasi itu, menolak untuk mendengar masukkan yang mereka berikan sebelum kunjungannya ke Timur Tengah.
Padahal CIC dan CAF sudah berusaha bertemu dengan MacKay, bahkan sejak Kanada menyatakan mendukung Israel saat perang Israel-Hizbullah di Libanon kemarin. Namun para diplomat dan kantor perdana menteri menolak kedua organisasi yang berbasis di Toronto itu, tanpa alasan.
MacKay tidak bisa diterima di komunitas Arab dan Muslim Kanada, " ujar Presiden CIC, Muhamad Elmasry
Sementara itu, Khalid Muammar, presiden CAF menyerukan agar masyarakat Kanada tidak mendukung kembali pemerintahan yang sekarang dalam pemilu nanti. "Kami mengatakan pada masyarakat, agar dalam pemilu nanti memastikan bahwa mereka hanya memilik kandidat-kandidat berpihak pada kebenaran dan keadilan, " tandasnya.
Untuk itu, CAF dan CIC terus menggalang kampanye ke kelompok-kelompok masyarakat lainnya.
"Kami mencoba mengontak kelompok-kelompok lain, kesatuan-kesatuan dan gereja-gereja. Beberapa di antaranya sudah berhasil. Mudah-mudahan, orang-orang yang memiliki pandangan seperti perdana menteri kita, tidak akan menjadi anggota parlemen lagi, " harap Muammar. (ln/iol)