Thariq Hashemi, Wakil Presiden Irak sekaligus Ketua Partai Islam Sunni menyambut baik seruan yang dikeluarkan oleh Pemimpin Syiah Muqtada Ash Shadr. Dalam khutbah Jum’at pertama bagi Shadr setelah beberapa bulan menyembunyikan diri, ia menyatakan telah mengulurkan tangannya kepada kaum Sunni Irak untuk bersatu dalam membangun Irak.
Hashemi mengatakan sambutannya atas seruan Ash Shadr dalam wawancara dengan BBC. Dalam kesempatan itu Hashemi mengatakan yakin bahwa Shadr adalah pemimpin Syiah yang paling berperan dan berpengaruh terhadap milisi tentara Al-Mahdi, yang selama ini banyak melakukan serangan mengerikan terhadap Muslim Sunni di Irak. Meski demikian, Hashemi juga mengatakan tidak terlalu yakin bila Ash Shadr mampu mengendalikan seluruh anggota milisi Syiah yang dituding oleh AS sebagai pelaku di balik sejumlah serangan dalam konflik antar etnik Sunni-Syiah di Irak.
Seperti diberitakan, Ash Shadr selain mengajak umat Islam Sunni dan Syiah untuk bersatu, ia juga mengkritik keras AS. “Katakan tidak pada Amerika, tidak kepada penjajahan, tidak kepada Israel, tidak kepada Iblis. Israel Inggris AS adalah segitiga kejahatan, ” katanya di hadapan lebih dari 6.000 jamaah shalat Jum’at.
Menurut Ash Shadr dalam khutbahnya, semua pertikaian antara pendukungnya dengan pasukan keamanan Irak, tak lain hanya memberi keuntungan bagi penjajah.
Sebelum ini, Ash Shadr tidak pernah tampil di depan publik selama kurang lebih empat bulan. Menurut tentara AS di Irak, Ash Shadr telah pergi meninggalkan Irak dan bersembunyi di Teheran. Tapi para pendukung Ash Shadr menolak klaim AS tersebut.
Pendukung Ash Shadr mempunyai enam kursi kementerian dalam pemerintah Irak yang telah menyatakan pengunduran diri mereka pada bulan lalu, akibat tekanan pemerintah Al-Maliki untuk menetapkan tanggal spesifik bagi hengkangnya AS dari Irak. (na-str/iol)