Walikota Melbourne, Larangan Burka dan Sinterklas

Aksi demonstrasi antiburka oleh sekelompok anak muda, membuat Walikota Merlbourne Robert Doyle ikut bersuara. Meski tidak secara terbuka mendukung burka, Doyle mengatakan bahwa melarang burka untuk alasan keamanan mungkin juga bisa diberlakukan untuk orang yang memakai baju Sinterklas.

"Lebih dari itu, Sinterklas mengenakan topi merah dengan tali berwarna putih yang menjuntai ke dahinya. Orang yang jadi Sinterklas juga mengenakan jenggot palsu yang menutupi hampir separuh bagian bawah wajahnya. Jadi, mungkin sebaiknya menjadi Sinterklas itu dilarang karena Anda tidak bisa benar-benar mengenali wajah mereka," kata Doyle dengan nada bercanda.

Tapi pernyataan walikota Melborne itu membuat senator Cory Bernardi–tokoh antiburka di Australia–tidak senang. "Sinterklas tidak masuk dalam perdebatan ini," ujarnya.

"Saya terkejut pikiran semacam itu datang dari Robert Doyle, yang mempertanyakan tradisi budaya kita yang luhur demi membela sesuatu yang sangat asing bagi sebagian besar masyarakat Australia," tukas Bernardi yang menuding Doyle membela burka.

"Sayangnya, banyak sekali contoh yang terjadi, budaya dan perayaan tradisional kita diabaikan untuk memenuhi tuntutan ‘penyakit’ politik kebenaran," sambung Bernardi.

Hari Senin kemarin, sekelompok anak muda di Victoria melakukan aksi massa antiburka. Doyle merespon aksi antiburka itu dengan mengatakan bahwa melarang burka adalah tindakan yang ofensif dan menunjukkan adanya syak wasangka. Menurut Doyle, polisi atau petugas bea cukai sudah memiliki prosedur sendiri dalam melakukan identifikasi terhadap seseorang yang mengenakan burka. (kw/HS)