Walikota London, Ken Livingstone ikut berdemo dengan ribuan pengunjuk rasa yang berkumpul di Trafalgar Square, London untuk memprotes publikasi kartun Nabi Muhammad Saw oleh sejumlah media massa Eropa, Sabtu (11/2).
"Saya mendukung aksi unjuk rasa ini, tidak seperti beberapa liputan BBC. Aksi unjuk rasa semacam ini merupakan cara bagi komunitas Islam agar pandangan-pandangan mereka didengar sebagaimana layaknya," kata Livingstone pada para wartawan.
Pada kesempatan itu Livingstone mengkritik BBC yang menurutnya lebih banyak menayangkan liputan yang dilakukan oleh ‘kelompok kecil’ dan oleh Livingstone ‘kelompok kecil’ itu disebut sebagai Muslim garis keras yang ikut serta dalam protes luas atas publikasi kartun Nabi Muhammad Saw. Ia juga mengecam BBC yang sudah menayanagkan kartun-kartun itu dalam siaran beritanya meski dengan durasi yang singkat.
"Tidak ada maaf bagi pelanggar hukum dan siapapun yang melakukan itu, harus dan akan menghadapi tuntutan. Namun tidak bisa dihindari, kenyataan bahwa semua episode ini sudah menunjukkan keterlibatan yang kuat media massa Eropa terhadap makit menguatnya Islamophobia," tegas Livingstone.
Aksi unjuk rasa memprotes kartun Nabi Muhammad Saw di Londong Sabtu kemarin, diorganisir oleh Muslim Council of Britain dan Muslim Association of Britain. Dalam pernyataannya, mereka mengatakan aksi unjuk rasa ini merupakan ‘suara resmi’ dari warga minoritas Muslim di Inggris. Hal ini dilakukan menyusul aksi unjuk rasa sekitar 400 orang yang mengatasnamakan Muslim Inggris di depan kedutaan besar Denmark di London, pekan kemarin. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, para demonstran menggelar poster-poster yang bertuliskan,’Bunuh mereka yang menghina Islam.’
Muslim Council of Britain dan Muslim Association of Britain menghimbau agar warga Muslim tetap menggelar aksi protes dengan damai. "Mungkin mereka berpandangan bahwa ada konspirasi besar Barat terhadap keyakinan mereka, tapi masih banyak orang yang berpihak pada upaya rekonsiliasi dan kami berharap itu semua jelas terlihat pada hari ini," demikian bagian isi pernyataan mereka.
Sampai akhir pekan kemarin, aksi serupa masih digelar oleh warga Muslim di Eropa seperti di Paris, Jerman, Belanda, Swiss, Irlandia, Austria dan Belgia. Begitu juga di Kuala Lumpur, Kairo, Istanbul, Islamabad, Tehran dan Nairobi.
Editor Magazinet Minta Maaf
Sementara itu, editor majalah Kristen Magazinet yang terbit di Norwegia, Vebjoern Selbekk menyampaikan permohonan maafnya karena sudah ikut mempublikasikan kartun Nabi Muhammad Saw. Ia berjabat tangan dengan seorang pemuka Muslim di Norwegia setelah menyampaikan permohonan maafnya dan mengatakan bahwa pihaknya sudah mempertimbangkan kontroversi kartun itu.
"Saya secara pribadi menyampaikan pada komunitas Muslim bahwa saya menyesal perasaan keagamaan anda sudah terlukai. Bukan maksud kami untuk menyakiti siapapun," kata Selbekk dalam keterangan persnya.
"Saya, sebagai editor, tidak sepenuhnya memahami bagaimana terlukanya umat Islam atas publikasi kartun itu. Saya menyatakan permohonan maaf atas hal itu pada hari ini," sambung Selbekk seraya menyatakan sangat menyesal sudah menyingggung perasaan umat Islam.
Islamic Council di Norwegia menerima permohonan maaf Selbekk dan berjanji akan melindungi Selbekk. "Siapa saja yang menyentuhnya, juga menyentuh kami," kata Muhammad Hamdan, Pimpinan Islamic Council yang juga hadir dalam keterangan pers yang diselenggarakan oleh menteri tenaga kerja dan sosial Norwegia, Bjarne Haakon Hanssen.
"Saya mnegerti, dia punya anak-anak seusia anak saya. Saya ingin anak-anaknya tumbuh bersama, hidup bersama dalam damai dan menjadi sahabat. Nabi kami Muhammad Saw mengatakan, bahwa setiap orang bisa berbuat kesalahan tapi yang paling baik adalah mereka yang menyatakan penyesalan dan meminta maaf setelah berbuat kesalahan," kata Hamdan. (ln/iol)