Meski jumlah muslim di kota Thessaloniki–kota kedua terbesar di Yunani–terus bertambah, belum satu pun masjid di kota itu. Begitu pula di Athena, ibukota Yunani yang menjadi kota terbesar di negara itu. Masjid-masjid di Yunani hanya bisa dijumpai di dekat wilayah dekat perbatasan dengan negara Turki, karena di wilayah itu terdapat banyak komunitas muslim asal Turki.
Namun pekan kemarin, Walikota Thessaloniki Yiannis Boutaris berjanji akan membangun sebuah masjid di kota itu dan menyediakan lahan sebagai tempat pemakaman umum bagi warga Muslim. Tokoh kelompok konservatif yang memenangkan pemilihan walikota bulan Oktober 2010 itu mengumumkan rencana tersebut setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu saat kunjungannya ke Yunani.
Davotuglu menyampaikan terima kasihnya pada Boutaris atas "sensitivitas"nya terhadap kebutuhan komunitas Muslim di kota Thessaloniki.
Bukan cuma masjid dan pemakaman Muslim, Boutaris juga menyatakan akan membangun monumen Mustafa Kemal Atatürk, tokoh modernitas dan sekuler Turki. Boutaris ingin membangun monumen itu karena Atatürk adalah orang Turki kelahiran Thessaloniki yang dulu berada di bawah kekuasaan kekhalifahan Turki Utsmani.
Menurut Boutaris, pihaknya sudah mengurus perizinan untuk pembangunan masjid, pemakaman muslim dan monumen tersebut. "Turki dan Yunani memiliki warisan budaya yang sama bernilainya. Perdana Menteri Yunani George Papandreou juga mengisyaratkan dukungannya atas rencana pembangunan masjid di Athena," kata Boutaris.
Terkait pertemuan dengan Menlu Turki, Boutaris mengatakan bahwa mereka membahas soal kemungkinan untuk membuka kembali jalur kapal feri antara Thessaloniki dan kota Izmir di Turki, dan menjadikan kedua kota itu sebagai "kota kembar". (ln/rhm.org)