Walikota di Australia Serang Kaum Muslim Lewat Email

Ketenangan Muslim Australia terganggu. Pasalnya, Walikota Moonee Valley, Paul Giugliano mengobarkan perang anti-Islam di negara itu. Ia mengirimkan sebuah imel yang berisi pernyataan hasutan dan pengusiran kepada Muslim Australia. Imel itu, sejauh ini, baru dikirimkan ke 850 orang namun dengan cepat menyebar. Ia tadinya hanya mengirimkannya kepada anggota dewan, namun menurut pengakuannya, tak sengaja terkirim ke alamat lainnya.

Imel itu berisi seperti ini: "Kami berbicara bahasa Inggris, tidak Spanyol, Arab, China, Jepang, Rusia ataupun bahasa lainnya. Maka jika Anda ingin menjadi bagian dari kami, pelajarilah bahasa Inggris. Kebanyakan warga Australia mempercayai Tuhan. Ini bukan tentang Kristen, sayap kanan atau tekanan poltiik, tapi faktanya memang bahwa orang Kristen, prinsip Kristen lah yang mendirikan negara ini, dan ini sudah dibuktikan dalam sejarah. Jika Tuhan menyakiti Anda, sebaiknya Anda pergi dari sini, carilah bagian bumi lain sebagai rumah Anda, karena Tuhan merupakan bagian budaya kami. Ini tanah kami, negara kami, dan gaya hidup kami, dan kami persilakan Anda untuk menikmati semua itu.

Tapi sekali Anda mengeluhkan dan merengek tentang bendera kami, sumpah kami, keyakinan Kristen kami, gaya hidup kami, ambilah hak untuk pergi dari negara ini. Jika Anda tidak bahagia di sini, pergilan. Kami tidak pernah meminta Anda tinggal di sini, Anda lah yang datang ke sini. Jadi terimalah negara ini apa adanya."

Imel ini jelas memicu kemarahan umat Muslim di Australia. Wakil Presiden Dewan Islam di Victoria mengatakan bahwa pernyataan Walikota Giugliano ini benar-benar mengecewakan. "Negara ini dibentuk dengan multibudaya!" ujarnya.

Giugliano sendiri sudah meminta maaf akan peristiwa ini. Namun tetap saja, banyak orang yang mempertanyakan niat awal sang walikota dalam mengirimkan imel berisi hasutan ini. Saat ini jumlah Muslim di Australia diperkirakan mencapai 300.000 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah penduduk Australia. Mereka berasal dari berbagai negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon dan 14.5 % berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara (Indonesia, Afghanistan, Bosnia, dsb). Saat ini, Muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia di atas 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi, prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia secara keseluruhan. Namun posisi Muslim Australia menjadi sedikit terjepit setelah adanya peristiwa Bom Bali di Indonesia pada tahun 2005 silam. (sa/astr)