Wali Karzai Simbol Kekuatan Amerika di Kandahar

Kematian Wali Karzai yang merupakan adik Presiden Afghanistan Hamid Karzai menandakan kekalahan Amerika dalam melawan Taliban. Wali Karzai yang menjadi Gubernur Kandahar, merupakan orang kedua di Afghanistan, sesudah Presiden Hamid Karzai. Dialah sejatinya yang mengendalikan kekuasaan di Kabul. Wali Karzai mengendalikan pusat pemerintahan di Kabul dari Kandahar.

Para pengkritiknya mengatakan bahwa Karzai terlibat dalam perdagangan opium, dan ia menerima jutaan dolar setahun perdagangan gelap itu. Persepsi luas di Afghanistan bahwa Karzai terlibat korupsi secara luas, melalui pengusaan industri di negeri itu, dan menyebabkan rakyat Afghanistan marah terhadap pemerintah mereka.

Karzai, yang menikah dan memiliki empat anak, lahir di Kandahar dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1982. Di mana dia tinggal di Maryland dan Virginia sebelum pindah ke Chicago untuk membuka sebuah restoran Afghan.

Wali Karzai disebut sebagai "mama agha," atau "ayah paman," oleh penjaganya. Karzai tinggal di sebuah rumah yang relatif sederhana. Rumahnya mendapat pengawalan yang ketat dengan dibarikade polisi di pusat kota Kandahar. Pada hari-hari biasa, rakyat datang meminta bantuan, dan mereka yang datang ke rumah melihat Wali Karzai duduk bertelanjang kaki, di sebuah ruangan berkarpet dikelilingi sofa cokelat.

Suatu pagi terakhir, ia dikunjungi 73 orang dalam dua jam. Beberapa orang berlutut di depannya. Beberapa mencium tangannya. Satu menyerahkan catatan yang ia baca dan kemudian merobek-robek catatan itu.

Pertemuan pertama dengan dua wanita dari provinsi Zabul yang ingin mendapatkan dukungannya untuk mencalonkan diri di parlemen. Dia setuju, dengan kondisi. "Tolong tidak menyebutkan nama saya," katanya. "Karena banyak orang yang ingin dukungan saya", ujarnya.

Sekelompok warga desa datang meminta sebuah pos pemeriksaan polisi, diikuti oleh kelompok lain yang meminta pemeriksaan mereka dihapus. Sembilan tetua suku yang diperlukan persetujuannya untuk daftar tamu penting. Seorang pengemudi truk muda memohon rekomendasi pekerjaan. "Jika Anda hanya akan menandatangani surat ini" – sementara seorang pria tua memohon pembebasan putranya dari tahanan Amerika.

"Apakah dia di Taliban?" Karzai bertanya, membolak tasbih kuning di tangan kirinya. "Ya," kata orang tua itu. "Aku tidak bisa melakukan apa-apa sekarang," kata Karzai. "Hari Sabtu dan kita akan berbicara", ucapnya.

Dalam pertemuan ini, Karzai berusaha untuk membantu mereka yang merujuk kepada gubernur, kepala polisi, dinas intelijen. Tapi ia tidak selalu berhasil. "Kau satu-satunya pria nyata dalam pemerintahan," kata seorang pria kepadanya. "Anda memiliki kekuatan aku akan selalu terus datang kepada Anda.."

Bulan ini, Karzai menutup dewan 15-anggota provinsi setelah tentara Afghanistan menuduhnya merebut tanah pemerintah. Dia juga berpikir mengontrol pemilihan pemimpin distrik dan kepala polisi di provinsi tersebut. Letnan Kolonel Reik Andersen, Komandan Batalian pasukan AS di Kandahar, mengatakan ia percaya bahwa Karzai membantu menggulingkan seorang gubernur Niaz Mohammad Sarhadi, karena gubernur itu melawan korupsi.

Karzai menatap arlojinya. Siang itu ia berdiri, bergegas keluar dari ruangan dan masuk ke kursi belakang sebuah Land Cruiser putih lapis baja. Dua Kalashnikov berada disampingnya. Setelah beberapa upaya pembunuhan, ia tidak ingin membuat janji atau terdeteksi gerakannya.

Tiga menit kemudian, empat truk konvoi kendaraannya berhenti di istana Mandigak, di mana dewan provinsi mengadakan pertemuan. Jaksa Agung setuju untuk memimpin penyelidikan masalah penyitaan tanah. Karzai puas, yakin penyelidikan itu akan membersihkan namanya.

"Di depan media, saya ingin mengatakan bahwa jika saya pernah menyita segenggam tanah, saya siap untuk dibawa ke pengadilan," kata Karzai, didepan kamera televisi. "Pihak berwenang harus memperlakukan saya seperti rakyat Afghanistan biasa", cetusnya.

Wali Karzai saat meninggalkan pertemuan itu, bom mobil menghancurkan Land Cruisernya yang berkeping-keping. Ini akhir dari kisah tokoh yang menjadi "raja" dan sekaligu penentu di Afghanistan, dan menjadi kepercayaan Gedung Putih, setalah Hamid Karzai. Siapa yang membunuhnya. Siapa lagi kalabu bukan Taliban. Kandahar adalah tempat lahirnya Mullah Omar, pemimpin Taliban.

Ini pukan yang paling telak bagi pasukan sekutu Nato dan AS di Afghansitan, yang menunjukkan tidak mampu menghadapi Taliban. (mh/tm)