Helikopter Aljazair dan pasukan khusus menyerbu sebuah pabrik gas di dataran Sahara berbatu pada hari Kamis untuk mengejar Mujahidin Islam bersama sandera yang terdiri dari setidaknya 10 negara. Kerusuhan berdarah terjadi, meninggalkan jenazah para pejuang dan jenazah para sandera.
Klaim duel dari militer dan militan menyebabkan kesulitan memahami apa yang terjadi . Dunia Internasional terpengaruhi akan krisis tersebut , dan membuat marah para pemimpin Barat, harga minyak dunia pun menjadi terangkat dan menammbah rumit operasi militer pihak barat di Mali negara tetangganya.
Setidaknya ada enam orang dipastikan tewas, dan mungkin lebih banyak lagi yang tewas – terdiri dari warga Inggris, Filipina dan Aljazair. Irlandia dan Norwegia . Puluhan lainnya masih belum ditemukan: Amerika, Inggris, Perancis, Norwegia, Rumania, Malaysia, Jepang, Aljazair, dan para pejuang itu sendiri.
Seorang pejabat AS mengatakan Kamis malam bahwa ada sebagian warga Amerika yang lolos, sebagian lainnya masih belum ditemukan. Pemerintah AS mengirimkan pesawat pengintai tanpa awak ke lokasi area pengeboran minyak BP dekat perbatasan dengan Libya dan 800 mil (1.290 kilometer) dari ibukota Aljazair untuk mengetahui situasi akhir lokasi kejadian.
Dengan drama penyanderaan memasuki hari kedua pada Kamis kemarin, pasukan keamanan Aljazair gunakan helikopter dan Pasukan Khusus, Pemerintah mengatakan pihaknya terpaksa melakukan intervensi karena militan tetap bersikeras kepala untuk melarikan diri bersama dengan sandera.
Para mujahidin – yang dipimpin oleh mujahidin cabang Mali yang dikenal sebagai Brigade Masked – secara materiil sangat menderita kerugian karena serangan militer hari Kamis tersebut, tapi berhasil mengumpulkan simpati dari khalayak dunia Islam. (Dz/Al Arabiya)