Wajah Lain Obama di Eropa

Beberapa presiden Amerika disambut dengan begitu antusiasme di Eropa. Katankalah Barack Obama, yang dijadikan sebagai ikon dan figur pahlawan dunia yang hilang. George Bush? Maaf, menyingkirlah, karena Bush sama sekali tidak pernah dicintai di Uni Eropa, juga jadinya tidak populer. Bagi Eropa Obama adalah kandidat perubahan.

Tapi mungkin itu dulu. Sekarang, Obama mulai luntur di rumah-rumah—dari Ljubljana sampai Lisbon. Ibu kota di Eropa bergolak, dan mempertanyakan pemberian hadiah nobel perdamaian Obama.

Eropa, tidak memiliki kekuatan militer seperti Amerika. Ketika Amerika mengirimkan bantuan pasukan sebanyak 30.000 ke Afghanistan, Eropa hanya menyumbang 7000. Di Afghanistan, para pemimpin politik Eropa bergumam di belakang layar. Bagi mereka, Obama tampaknya membuat hidup mereka sendiri lebih sulit, sementara mereka menunggu keputusannya.

Beberapa kritik dilontarkan. Bob Ainsworth, menteri pertahanan Inggris, menolak untuk menarik pasukannya pada Juli 2011. Paddy Ashdown, yang tahu sedikit tentang hal-hal ini, memperhitungkan bahwa sang presiden gagal menghasilkan strategi politik untuk segera menyelesaikan masalah.

Menurut Ashdown, Obama sedang berada di dua sisi yang berbeda. Dia ingin memberi tahu orang-orang bahwa mereka akan kembali ke rumah di Peoria, Illinois, dalam 18 bulan. D di sisi lainnya ia mengatakan kepada Taliban bahwa 30.000 pasukan tambahan akan segera membuat hidup Taliban jadi sangat sulit.

Tanggapan Taliban? Mullah Omar berkata: "Musuh memiliki jam kerja; kami mempunyai waktu." Para pejuang cenderung memiliki skala waktu yang lebih lama daripada politisi demokratis. Dan itu telah membuat orang-orang Eropa gelisah. Mereka tidak mengharapkan Superman di Gedung Putih, jelas tidak pada masa resesi ekonomi besar seperti sekarang ini. Mereka masih merasa bahwa presiden baru itu adalah seorang laki-laki yang masih bisa diajak bicara. Tetapi mereka dapat melihat kekuatan itu bergerak tanpa dapat ditawar lagi, dari G8 ke G20, di mana pengaruh Eropa akan dibuat nisbi oleh pemain baru seperti China dan India.

Survei Pew di AS menunjukkan bahwa orang-orang Eropa lebih mengharapkan AS untuk mengurus urusannya sendiri saja. Dan pada titik yang paling ekstrem, mereka akan menonton Obama untuk melihat bagaimana ia menolak tekanan isolasionisme.

AS mungkin masih memiliki kekuatan militer. Tetapi bahkan Amerika harus segera melihat kolom anggaran mereka hari ini. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyebut hal itu sebagai "kejahatan Anglo-Saxon dalam bidang ekonomi."

Obama memang tidak perlu khawatir lagi mengenai popularitas pribadinya di Eropa. Ia tetap menjadi mercusuar harapan bagi banyak orang Eropa. Dan ia mungkin akan tetap agak lebih populer di Eropa daripada di rumahnya sendiri karena dalam mengatasi isu-isu belakangan ini, seperti tunjangan kesehatan.

Itu makanya, mengapa hanya ada sedikit penghiburan untuk seorang presiden dengan masa jabatan kedua kalinya. Tony Blair di Inggris, tetap sangat populer di Amerika, tapi begitu didiskreditkan ketika di negaranya sendiri. Ia kembali ke rumahnya dan terpaksa mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada Gordon Brown. Bagaimana dengan Obama? (sa/cnn)