Video game baru versi Islam mulai diproduksi untuk menyaingin pola permainan versi Barat. Kini, sebuah perusahaan video game mulai memproduksi permainan yang menceritakan sejarah Islam. Game tersebut digulirkan sebagai alternatif dari game asal Barat yang umumnya mengkonotasikan kaum Muslim dan simbol-simbol Arab dengan ekstrimisme dan kekerasan.
Game tersebut berjudul Al-Quraisy. Targetnya untuk memperbaiki imej kaum Muslimin di mata orang-orang Barat dan mengusung nilai menghargai diri sendiri di antara pemuda Muslim yang menjadi pemain dalam permainan ini.
Afkar Media, perusahaan yang memproduk permainan ini menyebutkan bahwa game ini dinamakan Al-Quraisy mengambil nama kabilah yang merupakan kabilah Rasulullah saw. Afkar Media yang berkedudukan di Damaskus juga menyebutkan, “Permainan ini rencananya mulai bisa didapatkan di pasaran pada bulan September yang akan datang. Ini adalah permainan strategi yang menceritakan kisah ratusan tahun pertama dalam sejarah Islam, yang melibatkan empat kelompok yakni kelompok Badui, Arab, Persia dan Romawi.
Informasi yang ditulis oleh Christian Science Monitor edisi Senin (6/5) menyebutkan, permainan ini mempunyai sejumlah opsi. Antara lain, si pemain bisa menjadi pemimpin salah satu pasukan dari empat kelompok tersebut, atau memilih menjadi salah satu tokoh sejarah terkenal dalam fase dakwah Islam pertama. Misi yang dikejar oleh pemain adalah, membangun jalan perdagangan, mencari sumber air dan mengamankannya, membangun pasukan dan mengatur strategi perang, serta membebaskan para tawanan.
Video game Al-Quraisy adalah satu di antara permainan yang sudah dipasarkan di Timur Tengah, dan merupakan sarana yang cepat memberi pengaruh pada pemikiran penggunanya. Ridhwan Qashimiya, Direktur Afkar Media mengatakan, “Permainan Al-Quraish ini akan membantu masyarakat barat untuk memahami rekan mereka di Timur. Melalui permainan ini kami ingin menjelaskan bahwa peradaban seperti ini memang pernah ada sebagai peradaban yang real dan berdasarkan ketuhanan.”
Sebelum ini, telah ada video game serupa dengan judul Tahta Al-Hishar (Di bawah Embargo). Menurut produsernya, seperti dikutip Christian Science Monitor, strategi permainan ini adalah untuk mengimbangi sejumlah permainan video game produk Barat. Isinya tentang penggambaran pertikaian di Palestina dari sudut pandang kaum Muslimin dan bangsa Arab. Sejumlah nama tokoh Arab dan Islam juga ada dalam game tersebut.
Game ini diawali dengan pemandangan seorang warga Israel Baruch Goldstein yang telah membunuh 27 orang Palestina yang sedang shalat di masjid Al-Haram Al-Ibrahimy, Al-khalil, pada 25 Februari 1994. Goldstein digambarkan sedang tertawa saat melontarkan tembakan ke arah masjid hingga menewaskan jamaah shalat subuh yang sedang sujud. Ketika itulah, seorang pemuda Palestina bernama Ahmad merebut senjata Goldstein dan berlangsunglah perang melawan Israel. (na-str/iol,csm)