Sejumlah veteran militer AS menilai pasukan AS yang ditugaskan di Irak mengidap penyakit psikopat karena gemar melakukan kekerasan terhadap sipil Irak hingga menewaskan banyak korban sipil.
Pasca beredarnya berita penganiayaan yang baru dalam tragedi Haditha di Irak beberapa waktu lalu, majalah Observer terbitan Inggris (4/5) membongkar fakta lain tentang terbunuhnya dua orang warga sipil Irak oleh tentara AS, dengan cara pembunuhan yang tidak wajar.
“Peristiwa-peristiwa ini akan memancing kemarahan lebih besar terhadap budaya kekerasan pasukan AS yang selalu tidak bisa membedakan antara penduduk sipil dengan pejuang bersenjata Irak,” demikian tulis Observer. Majalah tersebut juga menuliskan bahwa pasukan AS di Irak terlibat dalam tiga penyelidikan atas sejumlah kasus penganiayaan hingga menewaskan warga Irak dalam kondisi tidak wajar. “Yang paling berbahaya dari kasus ini adalah tindakan seorang pasukan marinir AS membunuh 24 warga sipil Sunni sekaligus di kota Haditha pada 19 November tahun silam,” sambung Observer. Di antara korban dalam tragedi Haditha adalah wanita dan anak-anak yang terbunuh di dalam rumah mereka.
Observer menyebutkan sejumlah komentar veteran militer AS yang mengatakan tidak terkejut dengan kemunculan berita tentang kekerasan pasukan AS di Irak. Seorang mantan pasukan AS yang pernah ditugaskan di Irak mengatakan, di sejumlah kamp militer AS di Irak sudah menyebar kecenderungan melakukan aksi kekerasan terhadap warga Irak sebagaimana yang pernah dilakukan pasukan AS saat perang Vietnam. Kekerasan sadis itu dilakukan sebagai simbol penghinaan musuh tentara AS. (na-str/iol)