Menteri Luar Negeri Swedia, Laila Freivald menyatakan mengundurkan diri setelah menerima banyak kecaman karena telah menutup situs milik kelompok kanan Sweden Democrats. Laila memutuskan menutup situs itu, karena situs tersebut memuat peluncuran kompetisi membuat kartun Nabi.
"Saya yakin bahwa situasi sekarang ini sangat tidak memungkinkan bagi saya, itulah sebabnya saya memilih mengundurkan diri," katanya dalam keterangan pers pada Selasa (21/3).
Kritik terhadap Laila mencuat setelah terungkap bahwa ia telah menekan pengelola internet Levonlines untuk menutup websitenya. Awalnya, Laila membantah bahwa dirinya melakukan tekanan tersebut. Namun Minggu diketahui bahwa Laila makin meningkatkan tekanannya agar situs tersebut ditutup. Tindakan Laila ini dianggap sudah melanggar konstitusi negera itu yang menjami kebebasan berbicara.
Situs Sweden Democrats meluncurkan kompetisi kartun Nabi pada 10 Januari lalu dan satu dari 40 gambar yang telah diterima sudah dpublikasikan di situs itu. Dan gambar yang ditampilkan mengandung penghinaan terhadap Islam di mana dalam gambar tersebut nampak sosok Nabi dilihat dari belakang, sedang memegang cermin dan dicermin itu terpantul wajah Nabi dengan mata ditutup dan ditambahi komentar ‘Muhammadan self-cencorship.’
Geraja Wales Minta Maaf
Ternyata, kartun Nabi Muhammad Saw yang lain juga dimuat di majalah yang diterbitkan gereja di Wales, Inggris. Namun begitu tahu adanya publikasi kartun tersebut, keuskupan Wales, Barry Morgan segera mengontak sekretaris jenderal Dewan Muslim Wales, Salim Kidwai, untuk minta maaf.
Morga minta pada hampir 500 pelanggan majalah Y Llan, majalah yang berbahasa Wales agar mengembalikan majalah edisi bulan Februari yang memuat kartun Nabi Muhammad Saw itu. Dalam kartun yang diambil dari majalah Perancis, France Soir, Nabi Muhammad Saw digambarkan sedang duduk di awan bersama dewa-dewa agama Budha, Yahudi dan Kristen. Dalam kartun tersebut digambarkan Nabi Muhammad Saw berkata, "Tidak boleh protes, kami semua dibuat karikaturnya di sini."
Dalam pernyataannya, gereja Wales mengatakan bahwa pihak sedang menyelidiki bagaimana kartun-kartun tersebut bisa dipublikasi.
Bulan Februari lalu, surat kabar mahasiswa Cardiff University menarik terbitannya yang memuat kartun-kartun Nabi Muhammad dengan versi yang berbeda dari yang pernah dipublikasikan oleh Jyllands-Posten. (ln/iol)