Presiden Venezuela, Hugo Chavez menyatakan, negaranya kemungkinan akan memutus hubungan diplomatik dengan Israel, sebagai protes atas agresi berdarah Israel ke Libanon yang sudah berlangsung satu bulan ini.
"Kami sudah menarik perwakilan diplomatik kami dari Israel dan mereka juga sudah menarika duta besar mereka," kata Chavez dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi nasional Venezuela.
Ia mengatakan, langkah selanjutnya kemungkinan adalah memutus hubungan diplomatik. Chavez mengaku tidak tertarik untuk melanjutkan hubungan diplomatik, kantor atau bisnis apapun dengan negara seperti Israel.
Chavez memerintahkan duta besarnya di Israel untuk pulang pada Kamis (3/8) kemarin, sebagai protes atas kebiadaban Israel di Libanon. Sebagai balasannya, Israel juga menarik duta besarnya dari Caracas, Senin (7/8).
Langkah tegas pemimpin Venezuela ini, sayangnya tidak ditiru oleh para pemimpin negara-negara Arab yang memiliki hubungan diplomatik penuh maupun tidak penuh dengan Israel.
Negara Mesir, Yordania dan Mauritania yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel misalnya, tidak berani menarik perwakilan negaranya dari Israel sebagai bentuk protes.
Para analis Arab memperkirakan, kegagalan negara-negara Arab memberikan dukungan penuh pada Libanon dan Palestina serta kebisuan mereka melihat pembantaian yang dilakukan Israel terhadap warga sipil akan jadi bumerang bagi para pemimpin Arab sendiri. Para analis memprediksi kepemimpinan negara Arab itu akan tumbang lewat kudeta militer atau ditangan para reformis.
Presiden Venezuela mengutuk pembunuhan sistematis yang dilakukan oleh Israel terhadap warga sipil Libanon, termasuk pembunhan terhadap anak-anak dan kaum wanita.
"Anda lihat apa yang dilakukan Israel, mengebom kota-kota, menghancurkan satu negara, tidak peduli ada anak-anak, kaum perempuan, ibu-ibu meninggal sambil memeluk anak-anaknya," ujar Chavez.
Sebelumnya Chaves menuding Israel sudah melakukan ‘Holocaust baru’ di Libanon. "Israel sudah gila. Mereka menyerang, melakukan hal yang sama terhadap rakyat Palestina dan Libanon. Apa yang dilakukan Israel adalah sebuah Holocaust baru," tandas Chavez. (ln/iol)