Uskup Rowan Williams dari Keuskupan Canterbury menyebut AS sebagai kekuatan penjajah paling buruk dalam sejarah modern. Menurutnya, imperalisme AS sudah menciptakan situasi "paling buruk" di dunia.
"Kita hanya punya satu kekuatan hegemoni. Kekuatan yang berusaha untuk mengakumulasikan pengaruh dan kontrolnya di dunia, " kata tokoh Kristen Anglikan ini dalam wawancara dengan majalah muslim yang terbit di Inggris "Emel" edisi bulan Desember.
Uskup William mengatakan, sementara Inggris-sebagai imperium terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah modern-sudah mulai melepaskan pengaruhnya pada negara-negara koloninya, Amerika justru melakukan hal sebaliknya.
"Amerika mengambil alih sebuah wilayah dan mengerahkan energi dan sumber-sumber dayanya untuk mengelola wilayah itu, serta melakukan normalisasi. Benar atau salah, itulah yang dilakukan imperium Inggris, misalnya di India, " kata Uskup William.
Ia mengungkapkan, pada tahun 1921, imperium Inggris memiliki jumlah populasi sebesar 458 juta orang atau sekitar seperempat populasi dunia. Jumlah ini menyebar ke wilayah seluas 36, 6 juta kilometer persegi atau sekitar seperempat dari wilayah daratan di bumi. Pengaruh imperium Inggris melekat pada hampir seluruh aspek seperti sistem pemerintahan, hukum, perekonomian, militer, sistem pendidikan, olahraga dan yang paling jelas adalah meluasnya penggunaan bahasa Inggris.
Sementara AS, menginvasi Irak pada tahun 2003 demi minyak, dengan cara menumbangkan Presiden Saddam Hussein. Empat tahun kemudian, setelah invasi itu, Irak malah tenggelam dalam pertikaian politik dan konflik sipil yang menimbulkan korban tewas ribuan orang tewas.
Uskup William, adalah salah satu tokoh yang konsisten mengecam perang AS di Irak. Pada bulan Oktober kemarin ia mengatakan bahwa konflik telah menimbulkan "kerusakan yang mengerikan" di wilayah Timur Tengah dan perlu adanya "tindakan segera" untuk menstabilkan Irak.
Masih dalam wawancara dengan "Emel", Uskup William mengkritik mitos "bangsa terpilih" dalam konsep negara Amerika. Mitos itu meyakini bahwa "apa yang terjadi di Amerika adalah takdir Tuhan bagi kemanusiaan. "
William yang juga uskup senior di Church of England mengatakan bahwa AS sudah kehilangan "moral" nya pascaserangan 11 September. Menurutnya, krisis yang muncul setelah peristiwa itu bukan hanya akibat dari tindakan Amerika, tapi karena cara AS menjalankan misinya yang sudah salah arah.
Uskup William juga mengkritik invasi AS ke Aghanistan dan perlakuan AS terhadap para tawanan di kamp penjara Guantanamo.
Lebih lanjut ia mengatakan, AS bisa memperbaiki citranya yang makin buruk di dunia internasional dengan menjalankan program-program bantuan secara serius bagi "masyarakat yang telah dirusaknya." AS juga harus mengkaji kebijakan eksploitasi ekonomi serta melakukan demiliterisasi di wilayah-wilayah yang didudukinya. (n/iol)