Pemuka agama Katolik di Prancis berpendapat, Islamofobia yang makin menguat di negara-negara Barat saat ini bermotifkan politik. Selain itu, ketidakpedulian dan kurangnya pemahaman tentang Islam menjadi faktor utama tindakan-tindakan yang menjelek-jelekkan umat Islam di Barat.
“Beberapa orang membuat imej negatif terhadap warga Muslim di Eropa untuk tujuan jahat, memojokkan dan menjelek-jelekkan Islam. Beberapa orang lainnya, berusaha mewujudkan agendanya dan membuktikan bahwa Islam adalah agama yang mengerikan, ” kata Michael LeLong Uskup terkemuka di Keuskupan Katolik Prancis dan pendiri Departemen Dialog Islam-Kristen di Gereja Katolik Prancis.
Menurut LeLong beberapa kelompok sayap kiri dan kelompok lobi, cenderung mengkotak-kotakkan umat Islam ke dalam beberapa katagori. Dan orang Muslim yang dianggap berbahaya adalah mereka yang menolak hegemoni AS dan Israel.
LeLong juga menyebut betapa munafiknya pejabat dan politisi di Barat. “Mereka bermuka dua. Mereka mengatakan tidak membenci umat Islam, tapi membenci ekstrimis. Di sisi lain mereka mengatakan, hanya menginginkan tipe Muslim yang mau menerima kebijakan AS dan sekutunya.
Lebih lanjut Lelong mengatakan, kurangnya pemahaman tentang Islam, juga menjadi salah satu faktor utama makin meningkatnya sikap Islamofobia di Barat. “Banyak orang di Barat, termasuk peneliti dan mereka yang bekerja di media massa, memberikan imej yang buruk tentang Islam, karena mereka tidak tahu tentang Islam dan Muslim, ” ujar LeLong.
Ia yakin, umat Islam di Barat bisa menjadi barometer bagi imej Islam sesungguhnya. “Ada umat Islam yang memberikan imej yang baik tentang agama Islam. Yaitu umat Islam yang taat pada nilai-nilai Islam dan prinsip-prinsip dalam al-Quran, dan yang bisa berekonsiliasi dengan gaya hidup Eropa, ” kata LeLong.
Ia menambahkan, dialog antara umat Islam dan umat Kristiani adalah fakta. “Umat Islam dan umat Kristiani setiap hari saling berkomunikasi, ” sambungnya. (ln/iol)