Ibarat dua sisi mata uang yang saling bersisian, dicaci dan dipuji, itulah Taliban. Di tengah perang yang dikobarkan negara-negara AS dan sekutunya dengan dalih memberangus kelompok "teroris" Taliban, Uskup kemiliteran Inggris Stephen Venner malah memuji eksistensi Taliban.
Venner mengaku salut dengan loyalitas para anggota Taliban terhadap baik terhadap sesama rekan seperjuangannya dan pada ajaran agamanya. "Taliban dikagumi mungkin karena kuatnya keimanan mereka dan rasa saling setia terhadap sesama anggotanya," kata Venner seperti dikutip surat kabar Daily Telegraph edisi Senin (14/12).
Oleh sebab itu, setiap upaya untuk mengutuk dan menyebut Taliban sebagai "penjahat" menurut Venner, adalah tindakan yang kontraproduktif. "Banyak perkataan dan sikap Taliban yang tidak disukai Barat. Tapi mengatakan bahwa apa yang dilakukan Taliban adalah perbuatan buruk, tidak banyak membantu untuk menciptakan situasi yang kondusif karena faktanya tidak selalu demikian," kata Venner.
Venner menilai Barat terlalu meremehkan Taliban. Barat selalu mengecam Taliban sebagai kelompok jahat yang memaksakan gaya kekuasaan abad pertengahan di negara-negara Muslim di Asia. Sejak ditumbangkan oleh invasi AS tahun 2003, kelompok Taliban yang berbasis di Afghanistan melakukan perang gerilya melawan penjajahan dan penindasan pasukan asing di negeri itu.
Venner yang juga Uskup Gereja Inggris mengatakan bahwa Taliban adalah bagian penting dari masyarakat Taliban dan banyak rakyat Afghanistan yang berada di bawah pengaruh Taliban untuk berbagai alasan. "Perdamaian tidak bisa tercapai di Afghanistan tanpa melibatkan Taliban. Kita harus melibatkan semua orang di Afghanistan untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejehateraan untuk semua orang," tukas Venner.
Venner cuma salah satu tokoh di Inggris yang memiliki pandangan positif dan simpati terhadap Taliban. Bulan September lalu, Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Letnan Jenderal Sir Graeme Lamb mengatakan bahwa mayoritas anggota Taliban adalah rakyat biasa yang tak berdosa. Sementara Walikota Doncaster, Peter Davies memuji Taliban yang menerapkan nilai-nilai kekeluargaan.
"Masyarakat Inggris seharusnya bisa belajar dari nilai-nilai keluarga yang diterapkan Taliban," ujar Davies. (ln/iol)