Usamah Bin Ladin Ancam Eropa Atas Penerbitan Kembali Kartun Rasulullah

Sebuah rekaman video pimpinan Al-Qaidah, Usamah bin Ladin kembali muncul di situs internet. Dalam video yang disebut-sebut diposting dalam rangka maulid Nabi Muhammad itu, bin Ladin melontarkan ancaman pada Uni Eropa terkait penerbitan kembali kartun-kartun yang melecehkan Rasulullah.

Bin Ladin mengatakan, penerbitan kembali kartun-kartun itu telah melukai hati umat Islam dan merupakan bagian dari Perang Salib di mana Paus Benediktus terlibat didalamnya.

"Publikasi kartun-kartun itu, merupakan bagian dari Perang Salib baru di mana Paus Benediktus ikut memegang peranan penting. Lewat penerbitan kartun-kartun itu, Anda memastikan bahwa perang berlanjut, " kata bin Ladin dalam rekaman video tersebut.

"Kalian telah menguji umat Islam… jawabannya akan kalian lihat, dan bukan yang kalian dengar, " sambung bin Ladin

Rekaman video ini, merupakan rekaman video terbaru sejak munculnya rekaman video Bin Ladin pada 29 November 2007 lalu. Dalam video itu, Bin Ladin menyerukan negara-negara Eropa agar mengakhiri keikutsertaan mereka dengan pasukan koalisi AS di Afghanistan.

Menanggapi munculnya rekaman video terbaru Bin Ladin, perusahaan di AS yang bergerak di bidang pemantauan terhadap terorisme, IntelCenter mengatakan, pesan yang disampaikan Bin Ladin dalam video tersebut merupakan "ancaman yang jelas terhadap negara-negara anggota Uni Eropa dan merupakan indikasi bagi kemungkinan terjadinya serangan yang hebat di masa datang, meski tidak jelas kapan waktu tepatnya."

Sementara itu, seorang pejabat penanganan terorisme di AS mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki keaslian dari video tersebut. Namun ia mengakui bahwa pesan yang disampaian dalam video itu sejalan dengan propaganda al-Qaidah selama ini.

Bin Ladin dalam video yang diposting Rabu (19/3) juga menyinggung tentang aksi-aksi pengemboman yang dilakukan pasukan koalisi AS di Irak dan Afghanistan, yang telah membunuh anak-anak dan kaum perempuan. Untuk itu, ia mengancam hukuman yang lebih menyakitkan bagi Eropa yang telah ikut mendukung pasukan AS di kedua negara itu. (ln/aljz)