Untuk Perjuangkan Haknya, Muslim Thailand Dirikan Partai Politik Sendiri

Untuk menghadapi tekanan-tekanan yang kerap diarahkan ke warga Muslim, Muslim Thailand kabarnya akan melebarkan sayap perjuangan mereka ke wilayah politik dengan membentuk partai sendiri.

Sumber-sumber terpercaya di Thailand mengatakan, sebelumnya tidak banyak persoalan warga Muslim yang muncul, namun ketidaknyamanan yang dirasakan warga Muslim belakangan ini mendorong pemikiran untuk membentuk sebuah kelompok yang memberikan dukungan penuh bagi warga Muslim.

"Dengan partai kita sendiri, kita dapat menyuarakan keluhan-keluhan kita melalui saluran yang benar," kata seorang sumber.

Menurut sumber-sumber yang terlibat dalam proses pembentukan partai tersebut, nama partai itu adalah Ruam Thai Muslim (Persatuan Muslim Thailand), kemungkinan akan diluncurkan dalam dua bulan ke depan dan akan diketuai oleh seorang mantan menteri perdagangan.

Seorang akademisi Muslim mengungkapkan, draf konstitusi partai dan kebijakan-kebijakannya sedang dalam penyusunan dan partai ini nantinya terbuka bagi non Muslim. Ia yakin bahwa partai ini mampu memberi pengaruh di panggung perpolitikan Thailand, setelah dua partai sebelumnya yang dibentuk untuk mewakili warga Muslim gagal mengedepankan persoalan-persoalan yang dihadapi warga Muslim.

Optimisme para pendiri partai bahwa mereka akan mendapat dukungan dari warga Muslim khususnya di wilayah selatan Thailand yang penduduknya mayoritas Muslim, memang masih harus diuji. Pasalnya, sejumlah warga Muslim Thailand malah mengungkapkan kekhawatirannya keberadaan partai ini akan memperburuk dilema yang mereka alami selama ini.

"Tanpa memiliki partai saja, saat ini warga Muslim menjadi subyek kecurigaan dan dihujani dengan macam-macam tuduhan. Saya khawatir, jika kita membuat partai sendiri, persoalannya akan menjadi lebih buruk," kata Abdul Rahman Samad, mantan Ketua Dewan Muslim Narathiwat.

Ia mengatakan, bahkan jika partai ini mengalami kemajuan, kekuatan mereka tetap tidak akan diperhitungkan di dunia politik negara yang mayoritas penduduknya beragama Budha ini.

"Saya setuju dengan ajakan bahwa kita harus bersatu dalam satu partai, tapi pada kenyataannya, kita tidak bisa berbuat banyak karena jumlah kita yang sedikit. Bahkan jika kita ikut pemilu, kita akan kalah," sambung Abdul Rahman.

Ia berpendapat, warga Muslim sebaiknya bergabung saja dengan partai-partai politik yang sudah ada. Dengan cara ini, Abdul Rahman yakin bisa membantu warga Muslim untuk memperjuangkan hak-hak mereka melalui perwakilan mereka. (ln/iol)