Uni Eropa pada hari senin kemarin memutuskan mengirim kekuatan militer ke Mali untuk melatih angkatan bersenjata mali hadapi keamanan dalam negeri.
Keputusan tersebut di sampaikan setelah pertemuan Menteri luar negeri di Brussels. Dan mengumunkan persetujuan Uni Eropa mengirim misi keamanan dan pertahanan untuk mendukung pelatihan serta reorganisasi angkatan bersenjata Mali.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa “Tugas tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan militer dan efektivitas angkatan bersenjata Mali untuk bisa memulihkan negara, dan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendekatan Uni Eropa pada situasi di Mali dan Sahel.
Pasukan Eropa akan mencakup 200 pelatih selain pasukan pertahanan. Pasukan Eropa akan melatih Brigade angkatan bersenjata Mali dan unit-unit tempur dan meningkatkan efektivitas komando serta bidang logistik.
Uni Eropa menekankan bahwa tugas tersebut tidak memiliki mandat eksekutif, dan tidak akan ikut dalam operasi lapangan, melihat bahwa markas kekuatan Eropa akan berada di Bamako , sementara pelatihan akan berada di lokasi tertentu di Utara Timur. Uni menjelaskan bahwa masa mandat pasukan selama 15 bulan.
Perwakilan Tinggi untuk Luar Negeri dan kebijakan keamanan Uni Eropa, Catherine Ashton mengatakan bahwa kehadiran kelompok-kelompok teroris (Jamaah Tauhid wal Jihad) dan penindasan dari penduduk lokal di Mali serta pelanggaran hak asasi manusia disana tidak hanya merupakan ancaman besar bagi Sahel tetapi juga bagi Afrika Utara dan Eropa,” katanya. (hr)