Jika selama ini khatib Jum’at kerap membawa dan memegang tongkat di saat memberikan khutbah Jum’at, ternyata ada juga khatib yang membawa dan mengacungkan pedang dalam ritual suci mingguan umat Muslim itu.
Hal unik tersebut terjadi di masjid Suleyman Paca (Sulayman Basya) yang terletak di salah satu bilangan provinsi Canakkale (Syanaq Qal’ah), Turki Barat, dan telah menjadi tradisi yang telah turun temurun dan terlestarikan lebih dari 624 tahun.
Di masjid bersejarah dan elok tersebut, dalam setiap khutbah Jum’atnya, sang khatib akan menaiki mimbar sambil membawa pedang, lalu menyampaikan khutbahnya dengan tetap membawa dan sesekali mengacungkan pedangnya.
Syaikh Mehmet Mutlu, imam dan khatib masjid Suleyman Paca mengatakan, tradisi ini telah berjalan turun temurun sejak masa kekhilafahan Utsmaniyyah.
"Dahulu, sewaktu leluhur kami menaklukan wilayah Anatolia (Turki sekarang) yang saat itu menjadi jantung imperium Byzantium, mereka menjadikan pedang sebagai senjata mereka. Keadaan perang dan penaklukan menjadi penghias hari-hari, hingga berkhutbahpun dengan membawa pedang," kata Mutlu.
Apakah ini tidak termasuk ke dalam sebuah bid’ah yang sesat?
Justru, Nabi Muhammad sendiri pernah melakukan hal ini. "Dalam sebuah hadits, diriwayatkan jika Nabi kita Muhammad pernah berkhutbah sambil menggenggam pedang," kata Mutlu.
Diterangkannya, masjid Suleyman Paca adalah masjid yang pertamakali didirikan di daratan tanah Eropa-Byzantium (mengecualikan Andalusia, red) sesaat setelah ditaklukannya.
Canakkale sendiri termasuk ke dalam Turki wilayah Eropa. Di tempat ini banyak teriwayatkan legenda-legenda dan epik-epik maha dahsyat, salah satunya adalah epik Ksatria Troya yang kini monumen kuda raksasanya diabadikan di wilayah Canakkale dan juga hikayat sultan-sultan Utsmani. (L2/db)