Unicef: Kondisi Anak-Anak Irak Mengkhawatirkan

Badan bantuan PBB untuk anak-anak-Unicef mengungkapkan keprihatinannya tentang kondisi anak-anak Irak akibat meningkatnya tindak kekerasan di Negeri 1001 Malam itu. Unicef bahkan menyebut kondisi anak-anak Irak saat ini dalam "situasi yang tidak bisa ditoleransi."

"Kebutuhan dasar mereka tidak terpenuhi, " kata Radhika Coomaraswamy, utusan khusus PBB yang membidangi masalah anak-anak dan konflik bersenjata.

Coomaraswamy telah melakukan penelitian atas kondisi anak-anak Irak dan hasilnya menunjukkan bahwa 40 persen anak-anak Irak tidak punya akses air bersih yang aman dikonsumsi dan hanya 50 persen anak-anak usia sekolah dasar yang bisa bersekolah.

Ia juga mengungkapkan, situasi keamanan membuat para pekerja kemanusiaan sulit untuk memberikan bantuan bagi anak-anak Irak. "Kita tidak bisa menunggu sampai situasi keamanan stabil untuk memberikan bantuan kemanusiaan, " tukas Coomaraswamy.

Oleh sebab itu ia mendesak otoritas pemerintahan Irak, pasukan AS dan dunia internasional untuk memberikan jaminan kebebasan akses bagi para pekerja kemanusiaan yang akan membantu anak-anak Irak. Ia meminta agar semua pihak memperhatikan perlindungan terhadap anak-anak sebagai langkah awal perdamaian di Irak.

Menurut Unicef, lebih dari 150 ribu warga Irak yang terperangkap dalam pertempuran di Sadr City kesulitan mendapatkan air bersih, makanan dan kebutuhan dasar lainnya. Sementara pertempuran demi pertempuran di kota itu selama tujuh minggu terakhir, menurut keterangan pemerintah Irak telah menewaskan 1.000 orang. Sejumlah lembaga bantuan menyebutkan, dari jumlah korban tewas itu 60 persen di antaranya adalah kaum perempuan dan anak-anak.

Rumah-rumah sakit juga melaporkan bahwa mereka mulai kekurangan obat-obatan dan perlengkapan medis. Klinik-klinik kesehatan juga kadang buka kadang tutup, tergantung kehadiran para staffnya karena situasi keamanan yang tidak menentu. Hal yang sama juga dialami para pasien, lokasi klinik kadang terlalu berbahaya sehingga mereka tidak mau datang ke klinik. (ln/presstv/bbc)