Austria yang kini memegang pimpinan Uni Eropa, membuat rancangan daftar kosakata Islam sebagai upaya Uni Eropa menghindarkan penggunaan istilah yang menimbulkan kesan buruk terhadap Islam.
"Stigmatisasi yang dilakukan dengan tidak sengaja sebagai akibat dari pilihan kata yang kurang pertimbangan bisa menimbulkan dampak psikologis negatif yang cukup serius dan hal itu memberikan kontribusi pada proses radikalisasi," demikian bunyi pembukaan dokumen tersebut seperti dikutip AFP.
Draft dokumen berisi kosakata-kosakata Islam tersebut, merupakan rambu bagi pemerintah Eropa dan para pejabatnya dalam menggunakan kalimat-kalimat bernuansa agama dan dalam keterlibatan mereka di perdebatan-perdebatan keagamaan.
Karena bukan tidak mungkin dalam keterlibatan mereka itu, justru mengdiskreditkan upaya yang dilakukan kalangan Muslim untuk mengesampingkan pemahaman-pemahaman yang ekstrim tentang Islam.
Dokumen berisi kosakata itu juga memaksa pemerintahan negara-negara Eropa untuk memastikan bahwa mereka berhati-hati dan secara benar menunjukkan identitas mereka terkait dengan afiliasi agama mereka.
Uni Eropa yang beranggotakan 25 negara, selama ini memang berusaha untuk menentukan ‘kosakata umum’ untuk membedakan antara Islam sebagai agama dengan mereka yang hanya ingin memanfaatkan agama Islam.
Kosakata-kosakata itu bagi Komisi Uni Eropa bertujuan untuk membantu mereka yang secara khusus tidak memiliki pengetahuan tentang budaya Islam.
"Pertanyaannya bukan apakah secara politis benar tapi lebih pada alat sederhana bagi masyarakat untuk meminimalisasi dorongan yang menimbulkan sikap radikal," kata juru bicara Komisi Eropa bidang hukum, Frisco Roscam Abbing.
Mirip Kamus
Dokumen kosakata Uni Eropa dibuat mirip dengan kamus, namun setiap kata-kata diberi penjelasan berdasarkan konteks budaya, sejarah dan politis di Uni Eropa, sehingga pembacanya paham bahwa kata yang mereka gunakan bisa menimbulkan kesalahpahaman. Misalnya penggunaan kosakata ‘Islamis’, ‘fundamentalis’ dan ‘jihad’.
Dokumen tersebut menyingkirkan istilah ‘teroris Islam’ karena kata tersebut mengindentikkan Islam sebagai agama dengan terorisme.
Hal serupa juga berlaku untuk istilah ‘fundamentalisme Islam’. Kata fundalisme menurut dokumen Uni Eropa mengacu pada keyakinan dan pengakuan yang tidak selalu berdampak secara politis. Tapi ketika kata fundalisme disandingkan dengan Islam, bisa menimbulkan kesan negatif bagi umat Islam. (ln/iol)