Uni Eropa Menolak Klaim Israel Atas Yerusalem


Uni Eropa menolak klaim Israel telah mengusai Yerusalem. Sementara itu, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa bersepakat, bahwa Yerusalem menjadi ibukota Israel dan Negara Palestina. Keputusan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa ini merupakan bagian yang akan dibicarakan dengan fihak Israel.

Selama ini Israel telah mengklaim bahwa seluruh Yerusalem, Timur dan Barat, merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Israel. Bahkan, pemerintah Israel telah melakukan ‘yahudisasi’  Yerusalem dengan cara mengusir penduduk Arab, yang berada di wilayah itu. Kemudian, mendirikan pemukiman Yahudi di Yerusalem dan Tepi Barat. "Jika menginginkan perdamaian yang sejati, satu jalan yang harus ditempuh merundingkan status akhir dari Yerusalem sebagai ibukota kedua negara, Israel dan Palestina", ucap seorang Menlu Uni Eropa.

"Negara Uni Eropa tidak akan menerima perubahan perbatasan wilayah sebelum tahun 1967, khususnya bagi Yerusalem, di mana Israel telah mengklaim Yerusalem Timur sebagai wilayahnya", tambahnya.

Status Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi), merupakan isu yang sangat peka di kawasan Timur Tengah dan perdamaian di kawasan itu. Palestina menginginkan agar Yerusalem Timur menjadi ibukota negara Palestina di masa depan, yang meliputi Tepi Barat, dan Gaza. Sedangkan Israel mengklaim bahwa wilayah merupakan bagian negaranya.

Uni Eropa Menolak Klaim Israel

Dalam pernyataan tegas-tegas para Menteri Luar Negeri menolak dengan tegas keinginan Israel yang menjadikan Yerusalem Timur sebagian bagian negara Israel. Para Menlu itu menginginkan penyelesaian bagi masalah status Yerusalem, dan Israel tidak berhak mengklaim sebagai wilayah negarfanya. Para Menlu Uni Eropa itu juga menginginkan agar pemerintah Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Yerusalem dan Tepi Barat, yang masih terus berlangsung.

"Dewan Uni Eropa mempunyai keprihatinan yang mendalam tentang situasi dan keadaan yang berlangsung di Yerusalem", ujar pernyataan bersama itu. "Menurut pendapat para Menlu Uni Eropa, insiden yang berlangsung akhir-akhir ini merupakan tindakan provokasi. Dewan Uni Eropa juga menegaskan tidak akan pernah menerima pencaplokan (annexation) atas Yerusalem Timur", tambahnya.

.Para Menlu Uni Eropa itu juga menyerukan kepada pemerintah Israel tindakan diskriminasi dan kekerasan terhadap rakyat Palesina di wilayah Yarusalem Timur. Dalam proposal yang ditandatangani para Menlu Uni Eropa itu secara eksplisit menyetujui menjadi Yerusalem Timur sebagai ibukota negara Palestina di masa depan.

"Saya tidak mengerti mengapa Israel tidak dapat menerima hak rakyat Palestina di Tepi Barat dan Gaza dan Yerusalem Timur", ucap Menlu Luxembourg Jean Asselbom. "Israel mempunyai hak hidup, dan rakyat Palestina juga mempunyai hak hidup", ucapnya. (m/wb)