Komisi Uni Eropa menyatakan akan mendukung inisiatif Italia di PBB agar penerapan hukuman mati dilarang di seluruh dunia.
Presiden Komisi Eropa, Jose Manuel Barroso pada para wartawan, Senin (15/1) mengatakan, manusia tidak berhak untuk mengakhiri kehidupan manusia lainnya. "Prinsipnya, kami menentang hukuman mati, " kata Manuel Barroso.
Saat ini, seluruh negara yang tergabung dalam Uni Eropa, sudah melarang pemberlakuan hukuman mati.
"Pada kesempatan ini saya ingin berterima kasih pada Italia atas semua inisiatifnya, sehingga dalam kerangka kerja di PBB, kita bisa bekerjasama untuk mengakhiri penerapan hukuman mati, " sambungnya.
Manuel Baroso mengeluarkan pernyataan itu, setelah mendengar pengumuman pemerintah Irak bahwa mereka telah mengeksekusi Barzan Ibrahim al-Tikriti, saudara tiri Saddam Hussein dan mantan kepala intelejen Irak serta Awad Ahmad al-Bandar, mantan kepala pengadilan revolusioner Irak.
Barzan bahkan bukan hanya menjalani eksekusi hukuman gantung, tapi kepalanya dilaporkan dipenggal saat eksekusi berlangsung. Laporan ini langsung memicu kecaman dunia internasional.
"Saddam Hussein dan para pembantunya tentu saja harus dihukum untuk sejumlah kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pemerintahannya, tapi semuanya itu harus melalui proses pengadilan yang fair dan tanpa permintaan hukuman mati, " ujar Malcolm Smart, direktur program Amnesty International untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara dalam pernyataan resminya.
Menurutnya, laporan-laporan yang mengatakan bahwa Barzan Ibrahim al-Tikriti dipenggal kepalanya saat menjalani hukuman gantung makin menegaskan betapa brutalnya hukuman yang sebenarnya sudah tidak manusiawi, kejam dan merendahkan derajat manusia itu.
Setelah eksekusi, pemerintah Irak memang merilis sebuah rekaman video pelaksanaan hukuman gantung terhadap Barzan dan Awad Ahmad. Dalam rekaman video itu, terlihat jenazah Barzan yang tanpa kepala terkulai di bawah tiang gantungan, sementara kepalanya tergeletak tidak jauh dari tubuhnya.
Selain Uni Eropa, Roma juga mengecam pelaksanaan hukuman mati terhadap dua mantan orang dekat Saddam Hussein. Menteri Luar Negeri, Massimo D’Alema pada wartawan dalam kunjungan ke Abu Dhabi mengungkapkan kesedihannya karena permintaan agar hukuman mati ditunda, diabaikan. Menurutnya, pelaksanaan hukuman mati tidak akan membantu memperbaiki situasi di Irak.
Sementara itu, PM Irak Nuri al-Maliki menyatakan, setelah eksekusi Saddam, pemerintah memutuskan untuk melaksanakan eksekusi terhadap dua pembantu Saddam dan keputusan itu adalah urusan dalam negeri Irak.
Al-Maliki bahkan mengancam akan memutus hubungan diplomatik dengan negara-negara yang mengkritik tindakan pemerintah Irak yang telah melaksanakan eksekusi hukuman mati.
Al-Tikriti dan al-Bandar, menurut keterangan aparat kepolisian Irak, rencananya akan dimakamkan di Awja, setelah sebelumnya dibawa dari Baghdad ke basis militer AS di Tikrit. (ln/iol/aljz)