Uni Eropa Berinisiatif Bentuk Kelompok Negara Pendukung Irak untuk Hadapi Islamic State

Shi'ite volunteers, from Abbas Unit who have joined the Iraqi army to fight against militants of the Islamic State, parade down a street in KerbalaUni Eropa berinisiatif  untuk segera membangun sebuah “kelompok pendukung” bersama dengan negara-negara Timur Tengah, termasuk Iran, untuk membantu Irak menghadapi  ancaman dari pejuang Daulah Islam , kata seorang pejabat senior Uni Eropa pada hari Kamis.

Menteri luar negeri Uni Eropa, yang akan mengadakan pembicaraan darurat tentang krisis Irak di Brussels pada Jumat, akan membahas bagaimana “dengan semua negara di kawasan ini kita bisa membentuk semacam kelompok pendukung terhadap Irak,” kata pejabat itu, yang berbicara kondisi anonimitas.

Dia menyarankan kelompok tersebut dapat mencakup Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya, Jordan, Lebanon, Turki, Mesir, Iran dan lain-lain.

“Sangat penting untuk memiliki semua pihak dalam kelompok tersebut menghadapi Islamic State ,  karena konfrontasi jangan dilihat hanya antara negara-negara barat dan ISIS. Ini harus jelas,  konfrontasi yang terjadi adalah antara ISIS dan semua negara di kawasan itu, “kata pejabat itu.

Tujuan Uni Eropa adalah untuk bertukar informasi tentang Daulah Islam, termasuk tentang pembiayaannya, dan “untuk melihat apakah semua pihak bersama-sama  bergerak maju dan mencoba untuk menemukan cara menghentikan kehadiran ISIS dan juga mencoba untuk mendorong kembali (Perluasan wilayah oleh Islamic State), “kata pejabat itu.

Pejabat itu tidak memberikan rincian tentang bagaimana ISIS dapat didorong kembali, tapi ada pembicaraan  antara pemerintah Uni Eropa untuk bergabung dengan Amerika Serikat dalam serangan militer melawan Islamic State .

Kemajuan pesat Negara Islam melalui Irak utara telah menyebabkan terbukanya kerjasama kepentingan antara negara negara Barat dan Iran. Seperti negara-negara Barat, Syiah Iran khawatir dengan keberadaan  militan Sunni ‘di Suriah dan Irak

Memperhatikan penguasaan IS atas bendungan dan ladang minyak, pejabat Uni Eropa menyatakan bahwa IS mungkin berubah dari kelompok teroris menjadi sesuatu yang lebih kompleks, “jenis baru organisasi Islam yang dapat memainkan peran sebagai kelompok teroris tapi pada saat yang sama mencoba untuk mendirikan negara sendiri.

“Itulah salah satu alasan mengapa kita benar-benar perlu membicarakan hal ini dengan negara-negara di kawasan dan mencoba untuk memiliki posisi bersama dan sikap umum terhadap fenomena itu,” katanya.

Para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu pada hari Jumat ini untuk mencapai posisi bersama  dalam mendukung pengiriman senjata dan amunisi ke Kurdi Irak, yang telah meminta bantuan internasional untuk memerangi kemajuan IS.

Pemerintah Uni Eropa sendiri tidak perlu lampu hijau  untuk mengirim senjata ke Irak, dan beberapa pemerintah Eropa, termasuk Perancis, Jerman, Republik Ceko dan Belanda, telah mengatakan mereka akan mengirim senjata atau sedang mempertimbangkan melakukannya.

Namun demikian, beberapa negara anggota Uni Eropa telah enggan untuk mendukung ekspor senjata Uni Eropa terhadap Kurdi Irak, takut senjata bisa direbut dan berakhir jatuh ke tangan IS.(Arby/Dz)