Lebih dari 100.000 warga Suriah telah mengungsi dari negara mereka dalam bulan Agustus ini, kata badan pengungsi PBB (UNHCR).
Angka ini merupakan yang tertinggi sejak konflik terjadi bulan Maret 2011.
“Mereka ini mengungsi ke negara-negara tetangga,” kata juru bicara untuk UNHCR.
Jumlah pengungsi yang meningkat itu muncul bersamaan dengan saat direktur Palang Merah Internasional, Peter Maurer, membicarakan krisis aliran bantuan dengan Presiden Assad.
Di Aleppo dikatakan aliran bantuan terus menyusut seiring dengan jalan masuk ke provinsi itu yang dikatakan hampir tidak mungkin.
Lima orang dikatakan kembali tewas hari Selasa kemarin (4/9) dalam serangan terbaru setelah sehari sebelumnya 25 lainnya tewas.
Aktivis oposisi mengatakan banyak warga yang terluka akibat tembakan mortir ke Darat Izza. Seorang petinggi militer Suriah dikutip mengatakan berjanji merebut Darat Izza dalam waktu 10 hari kedepan.
Meningkatnya pertempuran di Aleppo dan sebelumnya di Damaskus telah membuat laju keluar pengungsi Suriah juga meningkat.
Dalam salah satu pekan di bulan Agustus, UNHCR memerkirakan sekitar 30 ribu pengungsi lari ke Turki, Irak, Lebanon, dan Yordania.
Jurubicara UNHCR Melissa Fleming mengatakan jumlah pengungsi baik yang sudah tercatat ataupun menunggu didaftar sekitar 235.300, dengan 103.416 di antaranya hanya dari bulan Agustus saja.
Namun demikian diperkirakan jumlah pengungsi yang ada lebih tinggi dari catatan resmi karena banyaknya pengungsi yang tak tercatat.
Turki mengatakan mereka telah menerima 80.000 pengungsi dengan 8.000 lainnya menunggu di perbatasan.
Sementara pemerintah Yordania mengaku telah menampung 183 ribu orang dengan jumlah rata-rata 1.000 orang masuk ke perbatasan setiap harinya.
PBB mengatakan situasinya saat ini sangat sulit dan berbagai lembaga bantuan kesulitan berpacu untuk menyediakan tenda bagi pengungsi yang mengalir dengan sangat cepat.(fq/bbc)