Syiah H0uthi mengeluarkan sebuah ultimatum pada pertemuan hari Ahad dengan mengatakan kepada para politisi di negeri itu “untuk mencapai solusi untuk mengisi kekosongan” dalam waktu tiga hari atau bila tidak “kepemimpinan revolusioner” Syiah akan “mengurus situasi negara”.
“Pertemuan yang mereka sebut sebagai ‘Konferensi nasional’ memberikan waktu tiga hari untuk partai politik untuk mencapai solusi krisis politik saat ini, jika tidak, kepemimpinan revolusioner Syiah akan bertindak atas namanya untuk mengambil tindakan segera dan diperlukan untuk mengembalikan kekuasaan negara selama periode transisi ini , “ujar milisi Houthi, Ibrahim Abdulla Jaber.
Batas waktu itu ditujukan untuk mengisi kekosongan kekuasaan setelah Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi dan kabinetnya mengundurkan diri pada 22 Januari.
Krisis di negara Semenanjung Arab ini meningkat sejak 17 Januari ketika milisi Syiah Houthi menangkap Presiden Hadi dalam upaya nyata untuk menguasai Yaman .
Hadi, yang juga merupakan sekutu utama AS dalam perang melawan Al-Qaeda, mengajukan pengunduran dirinya bersama dengan Perdana Menteri Khalid Bahah pada 22 Januari, mengatakan mereka tidak bisa lagi tinggal di kantor karena kondisi negara itu dalam “kebuntuan total”. (Arby/Dz)