Sejumlah ulama Somalia berkumpul di ibukota Somalia, Mogadishu, menuntut pemerintahan transisi Somalia untuk menerapkan syariat Islam dalam jangka waktu 90 hari, terhitung sejak keputusan bersama ini dideklarasikan, Kamis (19/02). Mereka meminta pemerintah Somalia mengamandemen seluruh undang-undang yang bertentangan dengan syariat Islam.
Kantor Berita Ruters melansir, bahwa Ketua Majlis Ulama Somalia Syekh Basyir Ahmad Shalad mengatakan, "Yang kami tuntut adalah syariah Islam moderat yang tidak ekstrim seperti yang dipahami oleh milisi Gerakan Syabab Mujahidin."
Di sisi lain, ulama-ulama Somalia ini juga menyeru agar militer Uni Afrika keluar dari Somalia dalam durasi waktu 40 hari. Mereka meminta kepada millisi-milisi bersenjata di Somalia untuk menghentikan aksi kekerasan, sehingga tentara asing segera menarik diri dari Somalia dan tidak kembali lagi.
Keputusan bersama ini dikeluarkan untuk menekan pemerintahan transisi Syeikh Syarif Syeikh Ahmad yang terpilih secara resmi sebagai presiden pada bulan lalu, seruan ini dilakukan oleh ulama Somalia tidaklain agar kedamaian di Somalia dapat kembali terwujud, setelah 18 tahun negeri itu berada dalam kondisi yang tak menentu.
Negara-negara Barat mengamati bahwa Syeikh Syarif akan mampu menyatukan gerakan-gerakan Islam di Somalia, dan menuding Gerakan Syabab Mujahidin sebagai bahaya terbesar, karena termasuk dalam daftar organisasi teroris versi Amerika.
Syeikh Syarif sebagai kepala pemerintahan transisi menegaskan, "Islam adalah dasar dalam setiap gerak pemerintah Somalia." Akan tetapi Syeikh Syarif menolak pemikiran Syabab Mujahidin yang menurutnya masih jauh dari konsep Islam ideal. (sn/alj)