Sebulan lagi umat Islam sedunia akan menjalankan ibadah puasa bulan Ramadhan. Jauh-jauh hari, para ulama di Negeri Jiran Malaysia mengingatkan, agar umat Islam di negeri itu tetap produktif dalam bekerja meski menjalankan ibadah puasa.
Oleh sebab itu, mereka tidak setuju jika ada kebijakan pengurangan jam kerja di kantor-kantor selama bulan Ramadhan.
"Tidak ada ajaran Islam yang mengatakan bahwa seseorang harus mengurangi jam kerjanya hanya untuk menyiapkan berbuka puasa, " kata Muhammad Asri Zainul Abidin, Mufti negara bagian Perlis seperti dilansir surat kabar The Star.
Deputi Mufti di negara bagian Pahang, Abdul Rahman Osman, setuju dengan pernyataan itu. Ia mengatakan, Islam tidak memberikan keistimewaan dalam pola kerja pada saat bulan Ramadhan.
Menurut kedua ulama itu, mengurangi jam kerja akan berdampak pada produktivitas kerja dan bisa menimbulkan budaya malas untuk bekerja pada saat berpuasa.
Namun Presiden Persatuan Pegawai Negeri Sipil dan Swasta di Malaysia (Cuepacs) Omar Osman menyarankan, agar kaum perempun diizinkan bekerja setengah hari selama bulan puasa, sehingga mereka bisa menyiapkan segala keperluan keluarga untuk berbuka puasa.
Di Malaysia-negara yang perpenduduk sekitar 26 juta dan 60 persennya adalah penganut agama Islam-awal bulan Ramadhan diperkirakan jatuh pada tanggal 14 September 2007. (ln/iol)