Beberapa ulama Muslim Malaysia telah mendesak pemerintahnya untuk membatalkan perayaan Hari Tahun Baru , mengatakan bahwa perayaan tersebut mencerminkan budaya Yahudi dan akan menyebabkan para pemuda Muslim rentan untuk melakukan dosa .
” Perayaan tersebut memiliki kesan hiburan yang berlebihan , yang dapat menyebabkan mayoritas pemuda Muslim untuk membiarkan keimanan mereka turun dan rentan melakukan banyak dosa , ” ujar Mustapha Idrus , presiden dari Malaysia International Institute of Islamic Cooperation ( Ikiam ) , seperti dikutip oleh The Malay Mail online.
” Ini bukan hanya masalah budaya , tetapi juga saatnya pemerintah untuk menghemat uang , melihat bahwa biaya hidup akan naik . Pemerintah perlu melihat apa perlunya adakan perayaan tersebut . Merayakan Hari Tahun Baru saja akan menelan biaya jutaan ringgit , ” tambahnya .
Mufti Penang Datuk Seri Ahmad Hassan juga mengatakan bahwa merayakan tahun baru lebih baik dengan cara Islam , daripada perayaan dengan metode ” Barat ” .
” Akan lebih bagus lagi jika kita bisa merayakan tahun baru dengan mengadakan pengajian , berdoa , sehingga generasi muda kita tidak akan tertarik pada budaya (barat) yang tidak pantas , ” katanya seperti dikutip oleh Sinar .
” Saya yakin bahwa jika kita dapat merayakan dengan cara Islam, kita pasti akan dapat mengurangi penyakit sosial yang berkaitan dengan mudharatnya acara Tahun Baru . Mungkin tidak akan ada perayaan yang memabukan generasi muda , “tambah Hassan .
Kepala informasi UMNO Youth Jamawi Jaafar memiliki pendapat yang sama , menambahkan bahwa lebih baik untuk berdoa , bukannya merayakan dengan konser band dan pertunjukan kembang api .
” Mari kita berdoa bersama bagi negara untuk menjadi lebih damai dan aman dari bencana alam pada tahun 2015 dan di tahun-tahun mendatang . Untuk non – Muslim , mengapa engkau tidak berdoa di tempat-tempat Anda sendiri untuk beribadah ? ” ujar Jamawi seperti dikutip oleh surat kabar .
Begitu juga para ulama di Arab Saudi juga menyuarakan seruan yang sama , memperingatkan bahwa ” langkah-langkah hukuman ” akan diambil terhadap mereka yang merayakan malam tahun baru .
Komisi Promosi Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan , yang dikenal sebagai mutawa , memberikan peringatan berdasarkan aturan keagamaan dewan ulama Saudi yang melarang perayaan tahun baru masehi tersebut, harian lokal Okaz melaporkan.
Dewan ulama tersebut juga memperingatkan toko cendera mata Saudi untuk tidak menjual barang dagangan yang terkait dengan tahun baru masehi , termasuk bunga dan boneka .
Arab Saudi mengikuti kalender Islam , tidak seperti semua negara-negara Teluk lainnya yang masih menggunakan kalender Gregorian .
Peringatan Saudi terhadap perayaan tahun baru masehi ini sangat kontras dengan negara Emirat Arab, di Dubai terlihat persiapan untuk acara tahun baru besar besar dan mewah .
Dubai telah berjanji untuk merayakan malam tahun baru ekstravaganza dengan lebih dari 400.000 kembang api , menurut Agence France Presse ( AFP ) (Arby/Dz)