Ulama Kenya bersumpah untuk mencegah terjadinya kekerasan sektarian menyusul serangan mematikan akhir pekan lalu di gereja, meskipun adanya jaminan dari para pejabat bahwa serangan tersebut bukan karena alasan agama.
Dewan Antar-Agama di Kenya mengatakan hari Selasa kemarin (3/7) bahwa Muslim akan membentuk kelompok swakarsa bersama warga Kristen untuk menjaga gereja-gereja di Utara Provinsi Timur Kenya, di mana serangan terakhir terjadi.
Adan Wachu, sekretaris jenderal Dewan Tertinggi Muslim Kenya dan Ketua Dewan Antar-Agama, mengatakan serangan akhir pekan lalu merupakan bagian dari plot untuk memicu kekerasan sektarian di antara Kristen dan Muslim.
Wachu mengatakan ulama menyarankan agar ada aksi pembalasan untuk mencegah kekerasan menyebar di negara Afrika Timur.
Sedikitnya 17 orang tewas dan lebih dari 40 lainnya cedera dalam serangan granat yang menargetkan dua gereja di kota utara Garissa, hari Minggu lalu.
Pada hari Senin, para pejabat Kenya meyakinkan publik dan masyarakat internasional atas keselamatan mereka, mengatakan pemerintah dalam kontrol penuh terhadap masalah keamanan.
Perdana Menteri Raila Odinga dan Wakil Presiden Kalonzo Musyoka meminta media Barat berhenti melaporkan bahwa ada perang agama di Kenya.
“Ini bukan masalah agama. Ini bukan perang antara Muslim dan Kristen. Ini adalah kelompok teroris,”ulang Odinga.(fq/prtv)