Para ulama Irak sepakat mengecam enam buah ledakan yang menimpa sejumlah gereja di Baghdad dan Kirkuk pada hari Ahad (29/1). Mereka menegaskan aksi serangan bom itu adalah salah meskipun dengan dalih melakukan serangan untuk membalas perilaku harian Jyllands-Posten terbitan Denmark yang menghina Rasulullah SAW lewat gambar kartun.
Para ulama Islam sunni dalam keterangannya menyatakan bahwa serangan terhadap rumah ibadah termasuk gereja, memiliki agenda terselubung untuk memecah belah rakyat Irak. Di samping itu, aksi serangan bom itupun tidak diklaim oleh pihak manapun sebagaimana serangan bom biasanya. Himpunan Ulama Sunni di Irak menyatakan, “Aksi kriminal ini makin menegaskan kekeliruan mereka yang menduganya sebagai pembalasan atas apa yang dilakukan harian Denmark yang menghina Rasulullah saw.”
Mereka juga menjelaskan bahwa, “Perilaku seperti ini biasanya dilakukan oleh kalangan ekstrimis, dan di belakangnya adalah peran Zionisme yang terkenal dengan ambisinya untuk merusak kehidupan antara pemeluk agama, menyulut api fitnah di antara mereka. Penghinaan atas Rasulullah saw seperti yang dilakukan harian Denmark, bukan pendapat umum kaum Kristiani dunia.”
Para ulama itu lalu menegaskan bahwa dunia Islam mempunyai sistem moral, dan pengalaman historis yang bijaksana untuk menyikapi prilaku keliru, jauh dari pertumpahan darah dan menyerang peran tempat peribadatan. Karenanya, para ulama Sunni justru mencurigai permainan tentara pendudukan AS di balik aksi ini, karena merekalah yang bertanggung jawab keamanan di dalam negeri Irak dengan banyaknya pasukan mereka.
Di kota Nejef, selatan Irak, para ulama Syiah juga menyuarakan penolakan yang sama terhadap aksi peledakan gereja. Dalam keterangannya, mereka menegaskan bahwa aksi seperti itu tidak memiliki misi apapun kecuali merusak dan memecah belah persatuan rakyat Irak, menebar kedengkian antara mereka, dan merusak citra kaum Muslimin. “Serangan terhadap gereja sama sekali tertolak belakang dan tak mungkin diterima dengan alasan apapun. Saudara-saudara kami orang-orang Kristiani yang meninggal dalam insiden itu sama sekali tidak mempunyai dosa terhadap apa yang terjadi dalam penghinaan Rasulullah saw,” ujar Ayatullah Sayed Ahmad Hasani Al-Baghdadi.
Seperti diberitakan, terdapat empat tragedi bom mobil yang meledak dekat dengan sejumlah gereja di Baghdad pada hari Ahad sore. Sedangkan satu buah bom mobil meledak di dekat gereja Kirkuk Orthodoks. Lalu, dalam hitungan menit terjadi lagi ledakan mobil yang keenam di dekat gereja Maryam, selatan Kirkuk. Total korban yang tewas adalah 4 orang, dan 17 orang lainnya luka-luka.
Kaum Kristiani mewakili 3% warga Irak, atau 900 ribu orang dari total penduduk Irak yang mencapai 27 juta orang. (na-str/iol)